Minyak goreng bekas atau biasa disebut dengan minyak jelantah merupakan limbah non-B3 atau limbah non bahan berbahaya dan beracun, akan tetapi limbah minyak jelantah tetap memiliki dampak terhadap lingkungan jika dibuang sembarangan. Seperti yang di jelaskan di media sosial Miji bahwa tingkat limbah minyak goreng bekas di rumah tangga masih cukup tinggi yakni 60 persen. Angka yang lebih besar daripada hotel dan restoran. Jika dibuang, limbah ini dapat merusak tanah dan tanaman serta mencemari air, bahkan menyumbat pipa air. Oleh karena itu, tingginya angka pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh limbah minyak jelantah membuat mahasiswa/I KKN Pulang Kampung Pasuruan Universitas Negeri Malang Desa Sekarmojo, Kecamatan Purwosari, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur dalam program pengabdian ke masyarakat memberikan Pemahaman kepada masyarakat Desa Sekarmojo untuk memanfaatkan limbah tersebut menjadi sabun cuci tangan.
Sabun dari bekas minyak goreng (jelantah) memiliki banyak manfaatnya salah satunya yaitu bisa mencuci tangan, lap, piring, bahkan bisa digunakan untuk cuci motor. Adapun alat dan bahannya serta tata cara pembuatanya sebagai berikut.
Alat Dan Bahanya
- Minyak jelantah (500 gram)
- Arang (100 gram)
- Soda api (80 gram)
- Air (180 gram)
- Pewarna makanan
- Pewangi
- Cetakan (dapat menggunakan loyang atau botol bekas)
- Sarung tangan
- Masker
Tata Cara Pembuatan
- Â Siapkan alat dan bahan
- Siapkan minyak jelantah yang telah direndam selama 24 jam dengan arang yang telah dibakar
- Masukan air ke dalam wadah, kemudian campur dengan soda api perlahan sambil diaduk.
- Ingat : Soda api yang dimasukan kedalam air
- Tunggu hingga suhu air dingin kembali
- Masukan minyak jelantah sedikit demi sedikit sambil diaduk, kemudian masukan pewangi dan pewarna makanan
- Aduk kurang lebih 10-15 menit hingga rata dan mengental
- Lalu Tuang adonan tersebut ke dalam cetakan yang disukai
- Tunggu 24 jam hingga sabun membeku, Keluarkan dari cetakan
- Sabun dapat digunakan setelah kurang lebih 3 - 4 minggu.
Praktik pembuatan sabun dilakukan oleh masyarakat yang menghadiri kegiatan. Masyarakat dibagi menjadi empat kelompok dengan jumlah anggota 4-5 orang dan setiap kelompoknya didampingi oleh dua mahasiswa KKN. Masyarakat terlihat sangat antusias dengan adanya kegiatan ini, "Untuk kegiatan tadi saya merasa sangat senang sekali, saya berterima kasih atas ilmunya yang telah dibagikan kepada ibu-ibu", ucap Ibu Istiqomah Kepala Desa Sekarmojo. Langkah pembuatan yang sederhana, serta alat dan bahan yang sangat mudah ditemukan membuat masyarakat ingin mencoba membuat sendiri di rumah. Harapan dengan adanya kegiatan ini dapat membuat masyarakat lebih peduli untuk mengurangi pencemaran lingkungan yang disebabkan minyak jelantah. Serta produk yang dihasilkan dapat bermanfaat dan dapat bernilai ekonomi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H