KENDAL - Tak terasa sudah hampir 45 hari mahasiswa KKN kolaboratif posko 78 dari UIN Walisongo dan UIN Sunan Kalijaga mengabdi di Desa Sedayu, Kecamatan Gemuh, Kabupaten Kendal.
Karena pengabdian di Desa Sedayu hampir berakhir, maka mahasiswa KKN kolaboratif posko 78 berinisiatif mengadakan perpisahan dalam rangka pamit dan ucapan terima kasih kepada warga Sedayu. Perpisahan diadakan di balai desa Sedayu pada Selasa (15/08/2023). Acara dimulai pukul 20.00-23.30 WIB.
Acara tersebut dihadiri oleh sekretaris desa, kepala dusun, anggota Karang Taruna, dan beberapa anak-anak.
Acara perpisahan mahasiswa KKN kolaboratif posko 78 diawali dengan hadroh yang dipandu perwakilan mahasiswa KKN kolaboratif, Risma Maya Mariatussifa sebagai vokalis dan beberapa anggota Karang Taruna Desa Sedayu.
Dalam acara tersebut, sekretaris Desa Sedayu, Muhammad Yasin menyampaikan sambutannya. Ia mengatakan kalau jangan sampai melupakan Desa Sedayu.
"Setelah kalian kembali ke kampus, jangan sampai melupakan Desa Sedayu dan masyarakatnya. Semoga kita bisa tetap menjaga tali silaturahim," ujarnya.
Mustakim selaku kadus (kepala dusun) Sedayu mengamini pernyataan sekretaris desa. Ia mengungkapkan bahwa perpisahan bukan berarti akhir dari segalanya. Tapi harus tetap menjaga tali silaturahim.
"Perpisahan malam ini bukan berarti selamanya terpisah. Tapi harus tersambung tali silaturahim karena akan memperpanjang umur. Jangan sampai melupakan Desa Sedayu walau di masa depan kalian sudah jadi camat, jajaran menteri, dan orang hebat lainnya. Setelah ini kalian bisa melanjutkan kegiatan di kampus ataupun daerah kalian. Terima kasih sudah mau mengadakan kegiatan baru dan terlibat dalam berbagai acara di Sedayu ini," ujar Mustakim.
Sebagai penutup sambutan, Muhammad Faqih Azhar selaku koordinator desa (kordes) KKN kolaboratif posko 78 merasa mendapatkan keluarga baru di Sedayu. Ia juga berharap mahasiswa KKN dan warga Sedayu bisa saling mendoakan.
"Masyarakat dan seluruh elemen di Sedayu sudah terasa seperti keluarga baru. Sejatinya 45 hari menjadi waktu bagi kita untuk bercengkrama dan saling sapa. Maaf karena belum maksimal dalam melaksanakan pengabdian. Kami masih butuh banyak belajar dan butuh bimbingan. Semoga Sedayu menjadi desa yang kuat dan maju. Kami membutuhkan kekuatan doa agar dapat menjalankan kehidupan di luar Sedayu dengan lancar. Kami pun akan terus mendoakan warga Sedayu," ujar Faqih.