Sawangan, Alian, Kebumen - 21/08/2021
Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan suatu proses pembelajaran wajib bagi mahasiswa S1 Universitas Sebelas Maret Surakarta yang diimplementasikan melalui pengabdian kepada masyarakat dengan berbagai bentuk kegiatan. KKN UNS periode Juli-Agustus 2021 dilaksanakan dengan tema KKN Tematik Membangun Desa dengan harapan mahasiswa sebagai civitas akademika bisa turut andil dalam meningkatkan pembangunan daerah dimulai dari pembangunan desa. Mahasiswa UNS melaksanakan kegiatan KKN secara hybrid yaitu luring dan semi luring serta tersebar di berbagai wilayah. Salah satu desa yang digunakan untuk kegiatan KKN UNS yaitu Desa Sawangan, Kecamatan Alian, Kabupaten Kebumen.Â
Sepertihalnya di daerah lain, permasalahan terkait limbah masih menjadi masalah yang perlu dikelola oleh Desa Sawangan. Limbah di Desa Sawangan masih cukup banyak dan belum dimanfaatkan dengan baik padahal limbah tersebut memiliki potensi yang bagus untuk dikembangkan. Salah satu limbah yang belum dimanfaatkan adalah limbah industri kerajinan kayu. Seharusnya limbah tersebut akan dimanfaatkan dalam program pembuatan sarang burung, tetapi sampai saat ini program tersebut belum dapat berjalan karena adanya keterbatasan peralatan. Padahal sebenarnya limbah tersebut masih bisa dimanfaatkan menjadi produk lain.
Selain itu, limbah yang ada di Desa Sawangan yang belum dikelola dengan baik adalah limbah rumah tangga baik organik maupun anorganik. Desa Sawangan dalam mengelola limbah rumah tangga dilakukan dengan adanya program bank sampah. Bank sampah yang baru saja dibentuk pada bulan Agustus 2021 ini diberi nama Turah Berkah Sawangan. Untuk sampah  anorganik nantinya akan bisa di uangkan jika barang tersebut masih bisa didaur ulang sedangkan sampah organik belum dimanfaatkan dengan baik padahal sampah organik dapat dimanfaatkan menjadi pupuk kompos.
Melihat adanya permasalahan limbah tersebut, kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) kelompok 32 di Desa Sawangan, Â Kecamatan Alian, Kabupaten Kebumen difokuskan pada tiga program unggulan yaitu sosialisasi pembuatan briket dari serbuk kayu, sosialisasi pembuatan pupuk kompos, dan sosialisasi pembuatan pestisida nabati dari daun pepaya untuk mendukung kegiatan penanaman tanaman obat keluarga (toga) di lingkungan kantor desa. Program kerja ini dipilih karena melihat di Desa Sawangan masih banyak limbah baik limbah industri maupun limbah rumah tangga. Limbah tersebut dinilai masih berpotensi dan dapat dimanfaatkan lebih lanjut menjadi teknologi tepat guna yang memiliki nilai ekonomis tinggi dan dapat membantu mengatasi permasalahan disekitar terutama kegiatan pertanian yang saat ini banyak dilakukan oleh warga Desa Sawangan.
Program kerja unggulan Kelompok 32 telah dilaksanakan pada tanggal 21 Agutus 2021. Sasaran program tersebut yaitu Ibu PKK Desa Sawangan yang harapannya bisa disebarluaskan ke masyarakat yang lain. Adanya program sosialisasi pembuatan briket ditujukan agar dapat meningkatkan nilai ekonomis serbuk gergaji yang banyak dihasilkan di Desa Sawangan untuk dijadikan sebagai bahan bakar agar lebih bermanfaat dan memiliki daya panas yang lebih tinggi dari arang biasa. Sosialisasi pembuatan pupuk kompos dilakukan karena sampah organik masih banyak yang belum dimanfaatkan. Selain itu warga Desa Sawangan juga banyak yang menanam tanaman tetapi dengan hasil yang bisa dikatakan kurang maksimal yang disebabkan oleh faktor lingkungan. Oleh karena itu pemberdayaan sampah ini untuk dibuat menjadi pupuk kompos menjadi bermanfaat bagi masyarakat. Pembuatan pupuk kompos ini nantinya bisa dihasilkan pupuk cair dan pupuk padat. Selain itu juga dihasilkan teknologi tepat guna yaitu pemodelan komposer sederhana yang bisa dibuat dari ember sehingga setiap masyarakat bisa membuatnya secara mandiri di rumah masing-masing.
Selain memerlukan pupuk untuk sumber nutrisi, tanaman juga memerlukan perlindungan dari hama dan penyakit seperti pemberian pestisida. Oleh karena itu, Tim KKN UNS Kelompok 32 juga memberikan sosialisasi terkait pembuatan pestisida nabati dari bahan-bahan yang ada di sekitar Desa Sawangan. Pestisida nabati ditujukan agar dapat menjadi alternatif untuk mengatasi dampak negatif penggunaan pestisida sintetik yang berbahaya baik bagi lingkungan maupun makhluk hidup yang lain. Adanya pestisida nabati dari daun pepaya ini dapat meningkatkan nilai guna daun pepaya sendiri, menghemat pengeluaran untuk membeli pestisida serta aman bagi lingkungan dan makhluk yang lain. Selain daun pepaya pestisida juga bisa dibuat dari tumbuhan yang lain seperti bawang putih, bawang merah, daun mimba, cengkeh, jahe, dan daun sereh sehingga memberi pengetahuan baru kepada masyarakat bahwa tanaman disekitar atau bahkan sisa tanaman tersebut bisa digunakan sebagai pestisida.