Mohon tunggu...
Kkn Reguler Posko 15
Kkn Reguler Posko 15 Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Mahasiswa

membaca

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

KKN UIN Walisongo Bersama Karang Taruna Desa Gonoharjo Melestarikan Kisah Pahlawan Melalui WorkShop Jurnalistik

28 November 2024   20:26 Diperbarui: 28 November 2024   20:51 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kegiatan WorkShop Jurnalistik Yang Diadakan Oleh KKN Reguler UIN Walisongo/dok. pri

KKN Reguler 83 Posko 15 UIN Walisongo Semarang, mengadakan workshop jurnalistik dengan tema "Menghidupkan kisah pahlawan dalam jurnalisme untuk membangun semangat nasionalisme melalui tulisan" dalam rangka memperingati Hari Pahlawan 2024.  Acara ini digelar pada  hari Minggu, 10 November 2024 di SDN 01 Gonoharjo yang menghadirkan pemateri M. Khasan Sumardi selaku ahli dalam Jurnalisme & Public Relation. Acara ini bertujuan untuk menginspirasi generasi muda agar tidak hanya mengenal sejarah perjuangan bangsa, namun juga aktif dalam melestarikannya melalui karya tulis.

Kegiatan WorkShop Jurnalistik Yang Diadakan Oleh KKN Reguler UIN Walisongo/dok. pri
Kegiatan WorkShop Jurnalistik Yang Diadakan Oleh KKN Reguler UIN Walisongo/dok. pri

Workshop yang digelar di SDN 01 Gonoharjo ini tidak hanya menyajikan materi seputar dunia jurnalis melainkan tentang etika dan tata cara penulisan yang baik dan benar. Peserta juga akan diajak untuk membuat konten kreatif seperti infografis, video pendek tentang pahlawan. Selanjutnya, peserta diajarkan cara memproses hingga mempublikasikannya di laman pemberitaan maupun melalui media sosial.

Kegiatan WorkShop Jurnalistik Yang Diadakan Oleh KKN Reguler UIN Walisongo/dok. pri
Kegiatan WorkShop Jurnalistik Yang Diadakan Oleh KKN Reguler UIN Walisongo/dok. pri

Publikasi mengenai suatu informasi tentu harus memperhatikan kaidah kebahasaan, minat sasaran dan bersifat netral/transparan yang selalu mempertimbangkan norma yang berlaku. Pemahaman ini sangat penting bagi seseorang yang memulai karirnya di bidang jurnalistik. Meskipun, suatu jurnal yang kita publikasi berasal dari fakta, kita perlu melakukan pengecekan setidaknya 1 sampai 2 kali. Menurut M.Hasan Sumardi, " Crosscheck tulisan perlu dilakukan maksimal 2 kali untuk memastikan jurnal yang kita tulis layak untuk dibaca. Pengecekan dan revisi ini dilakukan jangan sampai melebihi 2 kali untuk mempertahankan keutuhan dari inti berita yang kita tulis". Pengecekan dan revisi ini juga diperlukan dan membantu kita dalam meminimalisir perpecahan antarkelompok, SARA, dan unsur kebencian yang termuat dari karya tulisan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun