Tantangan zaman yang semakin kompleks, menekankan pentingnya konsep keluarga berencana (KB) yang saat ini diubah menjadi keluarga berkualitas semakin disoroti sebagai landasan utama dalam mencetak generasi yang kuat dan berkarakter. Lebih dari sekadar tempat tinggal, keluarga memiliki peran fundamental dalam membentuk nilai-nilai dan keterampilan hidup setiap individu.Â
Menurut Bu Luthfi, bidan Desa Pakis, "keluarga yang berkualitas mampu menciptakan lingkungan positif bagi semua anggotanya melalui komunikasi yang baik, dukungan emosional, serta penerapan nilai-nilai luhur. Keluarga berkualitas berarti mendukung setiap anggota keluarga untuk berkembang, saling mendukung, dan mengelola konflik dengan bijak."Â
Ajakan mengenai pencegahan pernikahan dini juga sudah selalu disebarluaskan terutama di wilayah Desa Pakis itu sendiri. Melihat kondisi saat ini, banyak remaja terutama di daerah pedesaan memilih untuk menikah dini daripada melanjutkan pendidikan. "Maka dari itu kita sebagai penggerak / kader BKKBN tidak segan-segan untuk senantiasa memberikan edukasi kepada seluruh remaja tentang dampak negatif menikah dini" ujar bu hestiana. Beliau juga menambahkan bahwa "Keluarga berkualitas adalah yang tidak menikah dini."
Selain dukungan pemerintah, keluarga juga harus menyesuaikan diri dengan perkembangan teknologi. Dalam era digital yang semakin kompleks, keluarga berkualitas berperan penting sebagai filter utama dalam menyaring informasi yang diterima oleh anak-anak. Pemerintah bersama organisasi sosial kini gencar menggalakkan literasi digital keluarga untuk membantu orang tua mengarahkan anak-anak dalam penggunaan media secara bijak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H