Mohon tunggu...
KKN REGULER NYAMAT POSKO 56
KKN REGULER NYAMAT POSKO 56 Mohon Tunggu... Mahasiswa - KKN REGULER UIN WALISONGO SEMARANG

Akun resmi KKN Reguler Posko 56 Desa Nyamat Kabupaten Semarang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peduli Isu Kesetaraan Gender, Mahasiswa KKN UIN Walisongo Posko 56 Adakan Sosialisasi

28 Oktober 2022   10:00 Diperbarui: 28 Oktober 2022   10:19 154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tim Kuliah Kerja Nyata (KKN) UIN Walisongo Semarang mengadakan sosialisasi tentang kesetaraan gender kepada warga Desa Nyamat, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang. Kegiatan tersebut dilaksanakan di Dusun Pandansari, Rabu (19/10/2022).

Kegiatan yang menjadi salah satu program kerja KKN UIN Walisongo ini merupakan langkah lanjut dari sosialisasi parenting yang telah dilaksanakan di Dusun Kalisari, Nyamat, Tengaran, Senin (17/10/2022). 

Gender merupakan perbedaan yang terlihat antara laki-laki dan perempuan dari segi peran dan tanggung jawab. Gender berbeda dengan seks dimana gender lebih menekankan peran, sedangkan seks merupakan kodrat jenis kelamin yang diberikan oleh Tuhan, seperti laki-laki dan perempuan.

Sosialisasi ini bertujuan untuk mengedukasi warga sekitar, khususnya ibu-ibu muda, agar dapat menanamkan kepada anak-anak mereka bahwa tiap gender memiliki peluang dan hak yang sama untuk belajar dan mengeksplorasi minat mereka. Hal inilah yang disebut dengan kesetaraan gender.

"Contoh sederhana kesetaraan gender pada anak adalah jika terdapat anak laki-laki yang suka memasak, ia dapat diarahkan minat bakatnya menjadi chef karena tidak dipungkiri saat ini yang biasanya menjadi chef adalah laki-laki," ujar M Syarif Hidayatullah, mahasiswa KKN UIN Walisongo Semarang selaku pemateri dalam sosialisasi tersebut.

Selain itu, Syarif juga mengatakan bahwa orang tua perlu memberikan kesempatan kepada anak untuk memainkan apapun. Prinsip bahwa boneka hanya boleh dimainkan oleh perempuan dan mobil-mobilan untuk laki-laki perlu dihilangkan karena semua mainan bermanfaat bagi eksplorasi mereka.

Mainan anak yang beraneka ragam tidak berpengaruh terhadap kepribadian anak karena kepribadian terbentuk dari pola asuh dan lingkungan sekitar. Sering kali orang tua memperlakukan anak laki-laki dan perempuan dengan cara yang berbeda yang akhirnya berdampak pada bagaimana mereka memandang kesetaraan gender.

Selain itu, setiap anak dapat memainkan peran gender sesuai dengan pengalaman mereka sehari-hari. Mereka belajar banyak dengan melihat apa yang dilakukan oleh orangtuanya. Oleh karenanya, pembelajaran mengenai kesetaraan gender menjadi tanggung jawab orang tua di rumah. Kesetaraan dalam pengasuhan di keluarga dapat dibangun dengan adanya akses, partisipasi, dan kontrol antara suami, istri dan juga anak.

Sosialisasi kesetaraan gender yang dilakukan oleh tim KKN UIN Walisongo Semarang Posko 56 ini mendapat apresiasi oleh warga Desa Nyamat.

"Edukasi kesetaraan gender ini dapat memberikan wawasan baru kepada kita semua," ujar bu chindy selaku ketua PKK Desa Nyamat

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun