Lembutnya alam meraksa diri untuk terus merasakan putaran roda kehidupan. Insan yang memiliki berjuta impian yang mampu melangkahkan raga ini untuk terus berjalan meskipun terasa hampa. Hari datang menyapa kehidupan, inilah hari dimana aku melangkahkan kaki untuk mengejar harapan dan berharap berlalu dengan penuh makna.
Pancaran sinar matahari yang menyambut akan hadirnya fajar di pagi hari. Hamparan sawah yang begitu elok tak mampu terhindari dengan kepakan sayap burung-burung yang menghiasi sekeliling. Gemuruh suara itik menyambut fajar dikala itu, seolah membangunkan raga ini yang tertidur lelap sehingga membuat hati tergoyah untuk melaksanakan solat berjamaah.
Dipagi hari terdapat titik-titik air pada permukaan daun padi. Pancaran sinar matahari mulai menghangatkan tubuh ini. Romansa masyarakat menyambut begitu terasa hangat. Tantangan diri semakin menjadi, dengan melangkahkan kaki yang terus mendaki arti sebuah gambar diri. Disinilah kami memulai kegiatan yang sudah direncanakan sebelumnya, aktivitas rutinan utama kami yaitu apel pagi, arahan dan bimbingan selalu terucap dari ketua kelompok kami.
Dalam melaksanakan suatu program niat dan kerja keras adalah kunci keberhasilan suatu program tersebut, begitupun dengan kelompok kami, waktu luang tidak terbuang sia sia hanya dengan mengobrol dan bercanda gurau saja. Kami mempersiapkan media dan lain sebagainya sebelum melakukan kegiatan.
Sore itu kami melaksanakan taman baca dan dilakukan di luar ruangan, sungguh masyarakat menyambut dengan sangat baik akan hal ini, dan kami sangat bersyukur untuk itu, berharap terdapat peningkatan bacaan terhadap anak melalui mendongeng, bercerita, puisi, ice breaking dan berbagai pemainan lainnya.
Tak terasa pancaran matahari menyambut senja begitu saja, sungguh indahnya rotasi perputaran yang terjadi. Berharap hari berlalu dengan penuh makna.
Hari demi hari telah kami lewati di Rancaksumba ini. Tak sedikitpun terlewat akan hal yang menjadi pemberkasan memori. Inilah Rancakasumba bukan hanya dijadikan ambang batas sebuah nama desa, tetapi itulah sapaan diri dalam menjejaki apa arti hidup di tanah air ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H