Mohon tunggu...
KKN Rancakasumba
KKN Rancakasumba Mohon Tunggu... Guru - Kuliah Kerja Nyata Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Cibiru Desa Rancakasumba

Kuliah Kerja Nyata Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Cibiru Desa Rancakasumba Tahun 2019 Kelompok 2

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Day 4: Diary Rancakasuma

20 Juli 2019   18:01 Diperbarui: 20 Juli 2019   18:03 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Selama ini KKN adalah salah satu "keparnoan" dalam hidup saya, dalam benak saya KKN adalah proses "mengekang" dari "kebebasan" yang selama ini saya genggam. Dengan segala macam programnya yang lagi-lagi saya pikir awalnya akan mengkungkung waktu luang yang saya miliki. 

Nyatanya keparnoan memang hal yang sangat harus saya hindari setelah saya menyadari dan mengalami sendiri KKN ini. Bagi seorang "anak manja" seperti saya yang memang tidak pernah berpisah lama dari orang tua, pula tidak pernah menjadi anak kost memang rasanya agak sulit menghadapi program wajib seperti ini. 

Dengan segala drama yang saya buat sendiri, saya mencoba menikmati 40 hari yang sedang dan akan datang.
Rancakasumba, nama desa yang belum pernah saya dengar sebelumnya. Tempat yang berjarak 30km dari kediaman saya ini pastinya memiliki suasana yang sangat berbanding terbalik dengan kehidupan saya di tempat asal. 

Entah budayanya, keramah tamahan warganya, heningnya, bisingnya semua amat sangat berbeda. Tidak akan saya lebihkan atau kurangkan pengalaman kami khususnya pengalaman saya dalam tulisan ini.

Di hari keempat ini sudah cukup banyak pengalaman yang saya lalui dengan teman- teman kelompok. Salah satu kegiatan rutin kami adalah Apel pagi yang dilakukan  bersama TNI. Lanjut kami bersilaturahim dengan Ketua RW 11 Desa Rancakasumba Kecamatan Solokan Jeruk. Sebelumnya kami juga sudah bersilaturahmi dengan Ketua RW lainnya. 

Seperti citra orang desa selama ini yang ramah- ramah hal itu juga berlaku saat kami bersilaturahmi dengan Ketua RW dan warga desa lainnya.

Setelah menuju kediaman Ketua RW 11, kami langsung menuju ke tempat septic tank komunal yakni salah satu program desa berupa septic tank yang dibangun warga untuk meminimalisir limbah tinja yang dihasilkan. As you guys think that this place has'nt a good smell hehehe. 

Septic tank ini berupa sebuah ruang berbentuk persegi yang terdapat tujuh penyaringan didalamnya dimana saat tinja dikeluarkan dari septic tank tersebut sudah berupa air bening yang harapannya akan mengurangi limbah tinja di sekitar Citarum.

Rasanya hari ini waktu luang yang kami miliki lebih banyak dibandingkan hari sebelumnya, setelah pulang silaturahim kami pun menghabiskan waktu di posko sampai waktu maghrib tiba. Ada kegiatan rutin lainnya yang kami lakukan bila sudah masuk waktu petang yakni mengajar mengaji di madrasah terdekat. 

Cukup banyak santri yang ada disana dari mulai yang ingin belajar iqro' jilid 1 sampai Al- Qur'an. Malu rasanya kami bertindak sebagai pengajar sedangkan ilmu yang kami miliki masih jauh dari kata baik. Akan tetapi kami khususnya saya pada akhirnya berpikir untuk belajar lagi sambil mengajar santri- santri ini. 

Pada akhirnya saya rasa 30 hari yang tersisa tidak akan seberat dan semnakutkan bayangan saya sebelumnya. Semoga kegiatan habluminannas ini tidak hanya menjadi wacana dan bisa membawa kebaikan dan perubahan yang selama ini kita rindukan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun