Hai guys, hari ini bahasannya adalah sebuah budaya yang kami jadikan kegiatan kepelatihan dan program kerja kami yaitu batik atau pembuatan motif batik baru nih! Mau tau keseruannya? Yuk simak artikel ini!
Batik adalah sebuah hasil karya seni dari para leluhur yang masih dikenal hingga saat ini  bahkan setelah melalui perjalanan yang sangat panjang, eksistensi batik tidak menghilang. Batik merupakan sebuah budaya kriya yang mencirikan kerumitan dan kehalusan ragam hias yang tumbuh melalui goresan canting yang dilukiskan. Karena memiliki seni yang tinggi maka batik Indonesia diakui oleh dunia sebagai batik yang sempurna keindahannya. Kini batik bukan lagi hanya menjadi sesuatu yang identik dengan orang tua, batik sudah menjadi gaya hidup untuk semua kalangan.
Batik adalah kerajinan yang memiliki nilai seni tinggi dan sudah menjadi bagian budaya dari bangsa Indonesia khususnya di daerah Jawa yang juga merupakan warisan dari nenek moyang. Tradisi membatik pada mulanya merupakan tradisi turun temurun dalam suatu keluarga, bahkan ada beberapa motif batik yang hanya dapat digunakan oleh keluarga kerajaan di Jawa. Saat ini batik bahkan sudah menjadi salah satu warisan budaya dunia. Maka dari itu kita sebagai bangsa Indonesia harus berbangga diri menggunakan batik dalam kegiatan sehari-hari ya guys!
Indonesia memiliki banyak sekali motif batik yang berbeda di setiap daerahnya, seperti Batik Megamendung khas Cirebon yang sangat khas dengan bentuk awan besar berwarna cerah dan mencolok. Ada pula Batik Pekalongan yang didominasi oleh motif tumbuh-tumbuhan dan hewan serta masih banyak motif lainnya. Tidak ingin kalah dari daerah yang lain yang memiliki batik khasnya sendiri, kami mencoba untuk membuat motif khas Desa Pulungdowo yang dimana niat kami ini sangat didukung oleh ibu lurah yang sudah sedari dulu menginginkan desanya memiliki motif batik sendiri. Kami pun mendiskusikan  hal ini agar kemudian kegiatan ini dapat dijadikan program kerja dalam pelaksanaan KKN kami.
Langkah awal yang kami lakukan untuk menciptakan motif batik khas Desa Pulungdowo adalah mengobservasi hal-hal atau ciri khas dari Desa Pulungdowo yang dapat digunakan sebagai desain motif batik. Dari hasil observasi tersebut kami menemukan beberapa ciri khas yang menarik dan dapat gunakan sebagai desain awal. Dari beberapa desain yang telah kami konsultasikan kepada Bu Ika selaku ibu lurah, maka disepakati satu desain motif batik yang dijadikan batik khas Desa Pulungdowo dan dijadikan contoh saat pelatihan.
Kurang beberapa hari sebelum kegiatan ini dilaksanakan, kami sesegera mungkin mengumpulkan alat dan bahan yang diperlukan. Alat dan bahan yang dibutuhkan untuk membuat batik yaitu antara lain gawangan, spons alas cap, kompor, canting, cap, wajan, pewarna kain remasol, waterglass, dan kuas. Beberapa dari itu semua adalah alat dan bahan yang kami punya sendiri. Kemudian untuk keperluan yang masih kurang kami dapatkan dari pinjaman teman dan juga dari inventaris jurusan Seni Desain kampus kami, ya yang mana lagi kalau bukan kampus Universitas Negeri Malang. Khusus alat cap batiknya kami buat sendiri dengan menggunakan kertas duplex dan karton yang ditekuk-tekukkan hingga membentuk motif batik yang sesuai desain awal, yang tujuannya juga untuk mengurangi budget awal ya teman-teman..
Persiapan selanjutnya yaitu pewarnaan dasar  yang kami lakukan sehari sebelum pelatihan dilaksanakan. Ini dilakukan agar mempermudah dan mempercepat proses menggambar sket motif batik sebelum mencanting pada kain. Pewarnaan kami lakukan dengan menggunakan bahan waterglass untuk mengikat warna, dimana warna kuning adalah warna yang dibutuhkan. Kain katun primisima dengan kurang lebih 5 x 1 meter yang sudah kami warnai tersebut kemudian dibagi menjadi potongan kecil.  Kami berencana ingin membuat hasil jadi kain batik ini menjadi selendang atau syal yang bisa langsung digunakan.
Tahap kedua yaitu memberi malam batik pada motif batik yang telah disket. Tehnik pemberian malam batik yang kami latihkan ini dibagi menjadi 2 yaitu tehnik canting dan cap. Dari partisipan yang hadir kemudia kami bagi menjadi 2 kelompok, sebagian ada yang mencoba mencanting dan sebagian lagi ada yang melakukan pengecapan.