Antusias dari para ibu-ibu sangat tinggi, mereka sangat menikmati kegiatan tersebut bahkan sampai sampai lupa untuk makan siang. Mereka tetap menikmati kegiatan ini walaupun matahari sudah mulai terbenam. Kegiatan hari pertama diakhiri dengan makan bersama secara prasmanan yang disediakan dari ibu-ibu yang mengikuti kegiatan tersebut.
Pada hari kedua, kegiatan dilanjutkan dengan melakukan pewarnaan dan pengeblokan. Warna yang dibutuhkan yaitu warna hitam yang kemudian diaplikasikan pada kain yang telah diberi malam batik dengan menggunakan kuas. Sembari menunggu hasil dari pewarnaan tersebut kering, beberapa dari ibu-ibu tersebut melatih kemampuan mencanting mereka bahkan ada beberapa ibu-ibu yang  meminta kain yang belum di canting untuk berlatih lagi.
Setelah kain yang diwarnai sudah kering, kemudian dilanjutkan dengan proses pelorotan. Pelorotan merupakan proses dimana kain yang sudah di beri malam dan warna itu dicelupkan ke air panas agar malam-malam batik yang sebelumnya menempel tersebut lepas. Setelah malam batik lepas barulah dikeringkan kembali untuk menunggu hasil akhir
Nah! Kegiatan pelatihan membatik ini pun berakhir. Kami sangat senang dengan antusias dari para partisipan. Kami sangat berharap bahwa motif batik khas Pulungdowo yang kami serta ibu lurah dan PPK buat ini dapat bertahan, dikembangkan, serta dilestarikan. Semoga nantinya generasi penerus dan anak cucu mereka dapat dengan bangga memperlihatkan bahwa mereka memiliki batik khas daerah mereka sendiri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H