Mohon tunggu...
Muhammad Hanafi
Muhammad Hanafi Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa

Merupakan Mahasiswa UM yang sedang melakukan KKN di Desa Pulungdowo, Tumpang, Malang.

Selanjutnya

Tutup

Beauty

Batik Khas Desa Pulungdowo Hasil Kreatifitas Mahasiswa KKN Universitas Negeri Malang

31 Januari 2020   21:17 Diperbarui: 31 Januari 2020   21:21 216
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Antusias dari para ibu-ibu sangat tinggi, mereka sangat menikmati kegiatan tersebut bahkan sampai sampai lupa untuk makan siang. Mereka tetap menikmati kegiatan ini walaupun matahari sudah mulai terbenam. Kegiatan hari pertama diakhiri dengan makan bersama secara prasmanan yang disediakan dari ibu-ibu yang mengikuti kegiatan tersebut.

Pada hari kedua, kegiatan dilanjutkan dengan melakukan pewarnaan dan pengeblokan. Warna yang dibutuhkan yaitu warna hitam yang kemudian diaplikasikan pada kain yang telah diberi malam batik dengan menggunakan kuas. Sembari menunggu hasil dari pewarnaan tersebut kering, beberapa dari ibu-ibu tersebut melatih kemampuan mencanting mereka bahkan ada beberapa ibu-ibu yang  meminta kain yang belum di canting untuk berlatih lagi.

Setelah kain yang diwarnai sudah kering, kemudian dilanjutkan dengan proses pelorotan. Pelorotan merupakan proses dimana kain yang sudah di beri malam dan warna itu dicelupkan ke air panas agar malam-malam batik yang sebelumnya menempel tersebut lepas. Setelah malam batik lepas barulah dikeringkan kembali untuk menunggu hasil akhir

dokpri
dokpri
Ada beberapa hal yang dirasa sebagai kendala di hari kedua ini. Kendalanya adalah menunggu hasil pewarnaan dan pelorotan karena lambatnya kain tersebut untuk kering. Tetapi ibu-ibu yang mengikuti kegiatan pelatihan ini untungnya memiliki kesabaran dan ketelatenan yang pantas diapresiasi. Mereka tetap menunggu untuk melihat hasil kerja mereka walaupun sampai sore hari. Disini kami dapat merasakan ketertarikan ibu-ibu tersebut terhadap batik. Mereka menggali informasi dengan bertanya bahan-bahan apa yang kami gunakan, dari mana kami memperoleh alat dan bahan yang digunakan dan beberapa hal lainnya. Kami pun turut senang dapat berbagi ilmu dan informasi yang kami miliki. Karena berbagi itu indah, ya kan guys?  

Nah! Kegiatan pelatihan membatik ini pun berakhir. Kami sangat senang dengan antusias dari para partisipan. Kami sangat berharap bahwa motif batik khas Pulungdowo yang kami serta ibu lurah dan PPK buat ini dapat bertahan, dikembangkan, serta dilestarikan. Semoga nantinya generasi penerus dan anak cucu mereka dapat dengan bangga memperlihatkan bahwa mereka memiliki batik khas daerah mereka sendiri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Beauty Selengkapnya
Lihat Beauty Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun