Kompasiana.com, Semarang - Kelurahan Tinjomoyo berkolaborasi dengan Dinas Pertanian Kota Semarang mengadakan pelatihan urban farming dan budidaya ikan dalam ember pada Selasa (09/07/24).
Pelatihan urban farming dan budikdamber dilaksanakan dalam satu forum di Balai Kelurahan Tinjomoyo. Acara tersebut dihadiri oleh sekretaris kelurahan, ketua KWT (Kelompok Wanita Tani), ketua RW, babinsa Tinjomoyo, PSM, karang taruna kelurahan, mahasiswa KKN UIN Walisongo, dan warga setempat lainnya. Adapun narasumber pelatihan urban farming yaitu Dedi Andrian, S.Pt, sedangkan narasumber pelatihan budikdamber yaitu Trias Kartika Dewi, S.Pt.
Mahasiswa KKN UIN Walisongo posko 27 mengikuti acara pelatihan urban farming dan budikdamber kemudian menyerap ilmu yang diberikan. Urban farming merupakan upaya pengelolaan ruang atau lahan di wilayah perkotaan melalui pendekatan terpadu berbagai jenis tanaman, ternak, dan ikan, sehingga akan menjamin ketersediaan bahan pangan yang beranekaragam secara terus-menerus untuk pemenuhan gizi keluarga. Budikdamber merupakan teknik pengembangan dari aquaponik, dimana ikan dan tanaman tumbuh dalam satu tempat.
Penarapan urban farming memiliki dampak positif dari segi ekonomi, kesehatan dan lingkungan. Dampak positifnya yaitu terpenuhinya gizi secara mandiri, menambah pendapatan, penghilang stress, meminimalisasi pencemaran lingkungan, dan solusi pertanian lahan sempit. Penting untuk memperhatikan segi keindahan dan kerapian urban farming agar menghemat lahan.
Dedi Andrian, S.Pt menyampaikan bahwa usahakan menanam dalam bentuk Raised Grow Bed agar tanaman terlihat rapi. Raised Grow Bed merupakan bentuk bercocok tanam di halaman rumah, tetapi mugkin semua permukaan halaman sudah tertutup konblok atau tanahnya kurang bagus untuk ditanami. Dengan tanaman yang tertata rapi, kita jadi bersemangat merawat tanaman setiap harinya.
Dinas Pertanian Kota Semarang juga membagikan tiga ember budidaya ikan lele. Melihat dari segi kebutuhan, ember tersebut dibagikan kepada karang taruna, RW 02 dan RW 03. Keunggulan budikdamber yaitu modal terjangkau, perlengkapan mudah didapat, tempat minimalis, budidaya dua komoditas sekaligus, pengontrolan yang mudah, dan pemanenan sayuran yang berkelanjutan.
"Harapannya pelatihan ini dapat diterapkan di masyarakat secara kontinu dan konsisten" ujar Trias Kartika Dewi, S.Pt.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H