Kendal, (13- 14/07/2024)_ Terasi yang di produkasi di Desa Sendangsikucing merupakan hasil buatan perorangan yang memiliki cira rasa khas dan kualitas yang tinggi. proses pembuatan terasi di desa ini dilakukan secara tradisional dan menggunakan teknik pengolahan yang telah diwariskan secara turun temurun.
Proses pembuatan terasi dapat dilakukan paling cepat yaitu dua hari. Pembuatan terasi tidak dilakukan setiap hari, melainkan dilakukan jika adanya sebuah pesanan tertentu dari pemasok.
Proses pembuatan terasi dimulai dengan proses pengeringan rebon, kemudian dilanjutkan dengan proses penumbukan rebon udang hingga halus, proses penumbukan ini dilakukan secara manual dengan menggunakan alat dari kayu.
"Terasi disini dibuat dengan ditumbuk manual, tanpa menggunakan mesin untuk mejaga rasa dari terasi", ucap ibu Rianah selaku pemilik usaha perorangan terasi.
Penumbukan dilakukan secara manual dengan menggunakan kayu dikakukan guna menjaga cita rasa yang dimiliki oleh terasi rabon. Selain itu, teknik ini merupakan teknik yang secara turun temurun untuk menjaga nilai budaya yang ada.
 Selanjutnya, proses penyaringan, hal ini bertujuan untuk membuat bubuk atau tepung yang lebih halus dari hasil penumbukan. Setelah rabon udang sudah menjadi tepung, proses dilakukan selanjutnya yaitu mencampur tepung rabon dengan air yang dicampur sedikit garam. Tepung rabon yang sudah dicampur dengan air kemudian di fermentasi semalaman. Setelah melalui proses fermentasi, adonan terasi ditumbuk kembali hingga adonan menjadi pulen. Proses terakhir pembuatan terasi yaitu mencetak terasi menjadi bentuk persegi.Â
Yang menarik dalam proses akhir pembuatan terasi yaitu dilakukan dengan membanting-banting terasi hingga menjadi persegi. Hal ini dilakukan karena adonan terasi semakin- lama menjadi semakin keras.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H