Mohon tunggu...
KKN MIT DR 14 Kelompok 73
KKN MIT DR 14 Kelompok 73 Mohon Tunggu... Penulis - Kelompok KKN

͔

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pentingnya Mengajarkan Ngaji dan Pemahaman Agama Islam sejak Usia Dini

14 Agustus 2022   22:50 Diperbarui: 14 Agustus 2022   23:56 799
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Qurotul A'yun   (1901036153). Dokpri

Menurut Moulita (2017 : 212) Berbagai cara dilakukan orang tua dalam memberikan pemahaman nilai-nilai Islam pada anaknya. Salah satu cara yang dilakukan adalah melalui nasehat dan diskusi yang dilakukan pada saat santai pada anak. Pada awalnya dimulai dengan membicarakan hal-hal keseharian yang telah dilewati di sekolah hingga pada diskusi tentang praktik keagamaan khususnya sholat.

Dalam memberikan pemahaman Islam, orang tua tidak secara ada secara khusus memberikan nasehat tentang nilai-nilai Islam, akan tetapi dengan merangkainya dengan menghubungkannya dengan hal-hal lain seperti dihubungkan dengan aktivitas yang dilakukan anak-anak.

Kunci utama penanaman nilai-nilai Islam kepada anak khususnya perintah yang wajib yaitu sholat selalu dilakukan dengan cara memberikan contoh pada anak-anak. Orang tua merupakan contoh terbaik bagi anak, sehingga anak-anak harus melihat orang tua sholat, dan kemudian mengajaknya sholat bersama atau berjamaah.

Selain kewajiban sholat, orang tua mengajarkan anak-anaknya untuk membaca Al Qur'an atau mengaji. Mengajarkan anak-anak mengaji dilakukan melalui berbagai cara, yaitu dengan melibatan anak-anak untuk belajar mengaji di mesjid bersama teman-teman sebaya, dan memanggil guru ngaji secara khusus di rumah. 

Selain itu, orang tua biasanya akan memasukkan anaknya belajar di Taman Pendidikan Al Qur'an (TPA) yang secara khusus akan memberikan pengajaran sesuai dengan nilai-nilai keislaman.

Di TPA biasanya guru sudah memiliki strategi yang tepat untuk mengajarkan mengaji pada anak-anak. (Dalam Karim, 2020 : 34) Strategi yang dilakukan oleh guru ngaji, yaitu :

1. Strategi keterampilan menyimakKeterampilan menyimak adalah suatu bentuk keterampilan yang bersifat menerima. Pada waktu proses pembelajaran mengaji, keterampilan ini jelas mendominasi aktivitas anak-anak dibanding keterampilan lainnya, termasuk keterampilan berbicara.2. Strategi Keterampilan Mengingat
Dalam konteks komunikasi, Guru Ngaji berlaku sebagai pengirim (sender), sedangkan anak-anak yang mengaji sebagai Penerima (receiver) adalah penerima warta (message). Warta terbentuk oleh informasi yang disampaikan sender, dan message merupakan objek dari komunikasi. Feedback muncul setelah warta diterima, dan merupakan reaksi penerima pesan. Oleh karena itu, proses pembelajaran berbicara akan menjadi mudah jika peserta didik terlibat aktif berkomunikasi.
3. Strategi Keterampilan Membaca
Membaca merupakan kegiatan untuk mendapatkan makna dari apa yang tertulis dalam teks Al-Qur'an.
4. Strategi Keterampilan Menulis
Aktivitas menulis merupakan suatu bentuk manifestasi kemampuan dan keterampilan mengaji yang paling akhir dikuasai oleh anak didik yang mengaji setelah kemampuan mendengarkan, berbicara, dan membaca.

Menurut Moulita (2017 : 213) Penanaman nilai-nilai Islam tidak hanya sholat dan mengaji, akan tetapi juga yang berkenaan dengan sikap dan tindakan yang seharusnya dilakukan dalam berinteraksi. 

Hal ini seperti misalnya penghormatan terhadap orang tua, saling menghormati dan menghargai sesama teman, rasa syukur atas apa yang dimiliki, dan tidak boleh menuruti hawa nafsu.

Dibuat Oleh 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun