Mohon tunggu...
KKN Ngawensari
KKN Ngawensari Mohon Tunggu... Editor - mahsisawa

sebagai konten

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mahasiswa KKN UIN Walisongo Semarang Berkesempatan Mengetahui Cerita Pertunjukan Singo Barong

26 Agustus 2024   03:06 Diperbarui: 26 Agustus 2024   03:07 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
KKN UIN Walisongo Semarang MIT 18 Posko 55 (dokpri)

Di setiap penampilannya acara pertama Turonggo Laras Galih adalah menampilkan sebuah Gawangan. Gawangan sendiri adalah sebuah boneka besar yang berjumlah dua boneka dengan karakter seperti seorang ratu dan buto. Gawangan sendiri dapat dikatakan mirip seperti ondel-ondel, namun antara keduanya memiliki perbedaan yang cukup signifikan. Gawangan sering kali dipertunjukkan dengan mengejar anak kecil, hal ini bukan adegan berbahaya.

"Gawangan sebenernya dulu tidak mengejar anak, tetapi mengejar setanan, dulu itu ada setanan Mb, itu seperti topeng" Pak Rokib yang merupakan ketua dari Sanggar Seni Turonggo Laras Galih menjelaskan. Dan gawangan disini bersikap menghibur anak-anak.

Setelah Gawangan tampil, berikutnya adalah penampilan Singo Barong. Dalam pentas tersebut terdapat 3 jenis singo barong yaitu Singa yang berperan sebagai Raja, dan dua ekor harimau. Dengan atribut yang sangat mirip dengan hewan aslinya, para pemain dapat bergerak dengan lincah mengelilingi tempat pentas. Selain itu juga terdapat pertunjukan kebo bule yang penampilannya hampir mirip dengan singo barong.

Tidak berhenti disitu, dalam sebuah pentas seni pertunjukan Singo Barong, Pak Rokib memberikan tontonan kesenian budaya yang berasal dari daerah lain. Seperti tarian khas Kalimantan, tari Kuda Lumping atau Jaranan, tari Warok Rewo-Rewo yang berasal dari Temanggung dan masih banyak lainnya.

Perihal ini dilakukan tidak lain tidak bukan, karena Pak Rokib beranggapan bahwasannya banyak sekali kesenian di Indonesia ini yang bisa kita nikmati, selain itu beliau juga menegaskan kepada anak muda dengan adanya pertunjukkan ini, budaya kita tidaklah kalah penting dilestarikan dari pada budaya negara lain.

Sedikit penjelasan dari Pak Rokib dalam tarian Warok Rewo-Rewo, terdapat banyak pria yang berpakain seperti seorang prajurit namun memiliki rambut yang sangat ikal atau kribo. Dikisahkan dalam tarian tersebut para prajurit yang sedang belajar perang di sebuah hutan, bertemu dengan seekor burung dan petapa sakti yang memberikan ilmu kepada prajurit, sehingga para prajurit dapat mengalahkan demit atau sebangsanya.

Dengan penampilan yang sangat banyak tentu juga sanggar seni Singo Barong Turonggo Laras Galih tidak memperkerjakan sedikit orang. Penampilan kali ini sendiri di Desa Ngawensari sebanyak 40 anggota yang diterjunkan untuk melaksanakan pentas.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun