Semarang, 21 Juli 2024 - Pada hari Minggu, 21 Juli 2024, Mahasiswa Kelompok Kerja Nyata (KKN) Mandiri Pengakuan (MP) dari Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang telah sukses melaksanakan kegiatan diskusi moderasi beragama dengan tema "Penguatan Nilai-Nilai Moderasi Beragama di Lingkungan Masyarakat Kedungboto". Kegiatan ini dipimpin oleh Dr. H. Ahmad Furqon, Lc., MA., seorang dosen dari UIN Walisongo Semarang.
Pukul 15.00 WIB, kegiatan dimulai dengan tausiyah dari Dr. H. Ahmad Furqon yang mengulas tentang pentingnya moderasi beragama sebagai landasan untuk memperkuat toleransi dan pemahaman antar-umat beragama di masyarakat Desa Kedungboto. Kurang lebih 50 warga dari berbagai lapisan umur dan agama di Desa Kedungboto aktif berpartisipasi dalam diskusi yang dipandu dengan baik oleh Dr. H. Ahmad Furqon.
Diskusi ini mengangkat tema bagaimana nilai-nilai keagamaan dapat menjadi titik temu untuk membangun harmoni dan kerukunan di tengah keberagaman masyarakat. Para peserta juga diberikan kesempatan untuk menyampaikan pandangan mereka tentang bagaimana cara membangun saling menghargai antar agama.
Furqon selaku Narasumber menjelaskan bahwa Moderasi beragama sangat penting di Indonesia karena keberagaman masyarakat dan masuknya paham-paham transnasional. Dengan menerapkan prinsip moderasi sesuai ajaran agama, masyarakat dapat melindungi diri dari radikalisasi dan ekstremisme.
"Terkait urgensi dari moderasi beragama di Indonesia merupakan hal yang penting diterapkan dimasyarakat Indonesia, karena Indonesia masyarakat majemuk dan heterogen. Pada saat ini , mudah sekali paham-paham transnasional masuk ke Indonesia, maka masyarakat Indonesia harus memiliki pedoman ataupun  hal yang dapat membentengi kita dari Radikal atau ekstrem." Ujar Furqon
"Kalau secara agama, agama kita adalah agama yang moderat. Pemelu agamanya harus bisa mengambil / mempraktikkan moderasi yang bersumber dari agama. Maka dari itu moderasi bergama sangat penting dalam menghadapi paham-paham yang masuk Ke Indonesia." Tambahnya
Kegiatan ini mendapat apresiasi dari pemerintah desa setempat, yang menganggap inisiatif dari mahasiswa sebagai langkah dalam memperkuat kerukunan beragama di Desa Kedungboto.
"Masyarakat Indonesia memiliki kearifan lokal, moderasi sudah ada sejak lama. Buktinya ketika ada perbedaan pendapat ataupun kerusuhan bisa diselesaikan secara keluarga." Pungkasnya
Editor : Rizky Bagus Fahreza