Mohon tunggu...
KKN MOJOSARI014
KKN MOJOSARI014 Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWA KKN KOLABORATIF #2 UNEJ, UNMUH, UIJ, UNIPAR

KKN 014 MOJOSARI MERUPAKAN PROGRAM KKN KOLABORASI YANG MELIBATKAN 5 PERGURUAN TINGGI DI KABUPATEN JEMBER.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

KKN Kolaboratif 014: Kegiatan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) di Desa Mojosari

6 Agustus 2023   19:56 Diperbarui: 6 Agustus 2023   20:01 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Pribadi

Pada Hari Jumat (04/08/2023) Desa Mojosari mengadakan kegiatan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) secara serentak di seluruh Posyandu yang terdapat di Desa Mojosari. Kegiatan ini dilakukan sebagai antisipasi peningkatan kasus demam berdarah, yang dapat disebabkan oleh nyamuk Aedes aegypti yang menyebabkan penyakit demam berdarah. Kegiatan ini merupakan bentuk kerja sama antara Bidan wilayah dengan organisasi Rumah Desa Sehat (RDS) beserta kader posyandu. 

Para kader posyandu mendatangi rumah warga untuk memberikan obat abate ke kamar mandi warga yang terdapat jentik-jentik nyamuk dan yang beresiko tinggi terjadi DBD. Obat abate adalah bahan kimia yang digunakan untuk mengendalikan nyamuk dengan menghentikan pertumbuhan jentik menjadi nyamuk dewasa. Dengan melakukan kegiatan pemberantasan ini, diharapkan dapat mengurangi populasi nyamuk Aedes aegypti yang menjadi vektor penularan virus dengue. Selama melakukan kegiatan PSN ini kelompok KKN - K 014 mendapati beberapa rumah di desa mojosari tidak memiliki toilet hanya tersedia kamar mandi, ketika ditanyakan ke beberapa kader posyandu mereka membenarkan bahwasannya ada beberapa rumah yang tidak memiliki wc, mereka membuat lubang atau "jumbleng" untuk buang air besar, atau menumpang ke rumah warga. 

Jumbleng merujuk pada lubang atau tempat pembuangan buang air besar (BAB) secara sementara atau sederhana. Jumbleng biasanya dibuat secara sederhana tanpa sistem pengolahan limbah, seperti yang biasanya ada pada toilet yang lebih lengkap. Di beberapa desa atau daerah pedesaan, terutama yang belum memiliki akses atau fasilitas toilet yang memadai, masyarakat biasanya menggunakan jumbleng sebagai alternatif untuk membuang air besar. Jumbleng sering kali merupakan lubang yang digali di tanah, dan setelah digunakan, kotoran akan dikubur atau ditutup dengan tanah. Praktik ini tentu tidak efisien dalam mengelola limbah dan sanitasinya, sehingga dapat menimbulkan masalah kesehatan dan lingkungan jika tidak dikelola dengan baik.

Penting untuk memahami bahwa penggunaan jumbleng atau buang air besar sembarangan (termasuk di ladang, sungai, atau sembarang tempat) dapat menyebabkan pencemaran lingkungan dan penyebaran penyakit. Hal ini berkaitan dengan penyakit seperti demam berdarah, sanitasi yang baik dan fasilitas toilet yang layak sangat penting untuk mengurangi risiko penularan penyakit melalui nyamuk dan menjaga kesehatan masyarakat secara keseluruhan. Pihak terkait, termasuk pemerintah daerah dan organisasi kesehatan, perlu terus berupaya meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya fasilitas sanitasi yang baik dan membantu dalam menyediakan akses yang memadai untuk semua warga.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun