Mohon tunggu...
kknmit posko37
kknmit posko37 Mohon Tunggu... Mahasiswa - UIN Walisongo Semarang

Kami adalah mahasiswa KKN UIN Walisongo Semarang Periode Juli-Agustus 2024

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Kenal Lebih Dekat Jamu Sebagai Salah Satu Komoditas Kelurahan Muktiharjo Lor

13 Agustus 2024   08:51 Diperbarui: 13 Agustus 2024   09:21 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Indonesia dikenal dengan bearagam budaya, dan kuliner. Jamu sebagai salah satu minuman tradisional yang memiliki beragam manfaat, menjadi salah satu minuman tradisional Indonesia yang harus kita jaga dan lestarikan. Dewasa ini hadirnya minuman kemasan modern mulai mengikis eksistensi jamu tradisional. Tidak dipungkiri minuman-minuman modern dinilai lebih menarik, praktis, dan mudah didapatkan daripada jamu tradisional.

Guna mengikiuti perkembangan zaman, jamu mulai berinovasi dengan teknologi modern. Hal tersebut dibuktikan dengan hadirnya jamu dalam kemasan. Saat ini jamu sudah mulai diproduksi dalam bentuk serbuk, ataupun disajikan dalam kemasan siap minum.

Inovasi memang diperlukan untuk mengikuti arus perkembangan zaman, namun esensi sebuah produk juga perlu dipertimbangkan. Minuman jamu tradisional dan jamu kemasan tentu saja memiliki beberapa perbedaan. Meskipun tetap memiliki manfaat yang sama, ataupun rasa yang hampir sama, namun jamu tradisional dinilai lebih fresh dan memiliki khasiat yang lebih manjur daripada jamu kemasan.

Kelurahan Muktiharjo Lor, Genuk, Semarang, dikenal dengan warganya yang memproduksi jamu. Warga Muktiharjo Lor masih memikul erat tradisi njamu (minum jamu) sampai saat ini. Sehingga banyak produsen jamu di temui di daerah ini. Kebiasaan masyarakat mengonsumsi jamu membuat mereka tidak langsung mengkonsumsi obat ketika mendapati gejala sakit. Contohnya seperti pegal-pegal ataupun nyeri menstruasi pada wanita, masyarakat tidak langsung meminum obat, tetapi dengan mengonsumsi jamu. Hal tersebut karena jamu terbuat dari bahan-bahan alami, tidak memiliki efek samping ataupun ketergantungan, sehingga lebih aman untuk dikonsumsi setiap hari.

Untuk mengenal lebih dekat proses pembuatan jamu tradisional, KKN Posko 37 UIN Walisongo melakukan kunjungan ke rumah salah satu produsen jamu di kelurahan Muktiharjo Lor. Beberapa jamu yang diproduksi meliputi, jamu beras kencur, kunir asem, pahitan, lempuyang, dan jamu godhong kates (daun papaya). Proses pembuatan jamu oleh Maysaroh masih menggunakan peralatan tradisional, seperti lumping dan alu untuk menumbuk rempah-rempahnya. "Penggunaan lumpang dan alu ini supaya rasa jamunya masih khas dan segar, kalua pakai blender rasanya kurang sedap." Tutur Maysaroh pada Senin, 5/08/2024.

Maysaroh sudah memulai berjualan jamu sejak tahun 1997 hingga sekarang. Ia menuturkan bahwa masyarakat Muktiharjo Lor lebih menyukai jamu segar yang dibuat dan diminum di hari yang sama, daripada jamu dalam bentuk kemasan. Hal tersebut yang membuat Maysaroh mempertahankan resep jamu tradisionalnya. "Bukannya tidak mau berinovasi ke produk jamu modern, tetapi jamu segar masih menjadi produk yang lebih diminati disini." Imbuhnya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun