Sejumlah mahasiswa melaksanakan kegiatan Kuliah Kerja Nyata Mandiri Inisiatif Terprogram yang ke-14 di Desa Penusupan, Kec. Pangkah, Kab. Tegal. Â Hal ini bertepatan juga dengan kegiatan desa berupa pengembangan agrowisata tersebut berada.
.
Dalam sambutan penerimaan mahasiswa Kuliah Kerja Nyata MIT-14 UIN Walisongo, Guntur Zagiat Yudiansyah, ST selaku Kepala Desa Penusupan menuturkan bahwa desa ini memiliki potensi wisata yang sudah dalam tahap penyelesaian dan juga masih membutuhkan tambahan dan masukan demi suksesnya pembangunan argowisata tersebut.
"Dengan adanya mahasiswa yang ber-KKN didesa kami ini, sangat bagus dan tepat sekali. Saya mengharapkan para mahasiswa ini mampu menuangkan ide dan inovasi kreatif mereka demi kemajuan agrowisata ini." ujar pria yang akrab disapa Yudi pada Rabu (22/6/22).
.
Suatu desa apabila tidak ada yang ditonjolkan, maka akan lempeng dan terkesan biasa-biasa saja. Namun, bagaimana bila sebaliknya? suatu desa yang memiliki sistem yang terstruktur dan mampu memanfaatkan potensi wisata menjadi sesuatu yang bernilai dan dikenal secara luas. Salah satu contoh dari sekian banyaknya desa yang maju dan berkompeten adalah desa Penusupan Kecamatan Pangkah Kabupaten Tegal Provinsi Jawa Tengah. Berdasarkan data statistik terbaru desa yang kurang lebih luasnya 774,553 Ha ini memiliki populasi sekitar 8.892 jiwa dan tak heran bila desa penusupan memiliki wilayah yang cukup padat. Dikutip dari web penusupan.desa.id bahwa desa ini memiliki potensi di area perindustrian/jasa dengan memanfaatkan potensi wisata yang ada, sehingga tak heran bila ditahun 2022 ini desa Penusupan sudah cukup maju. Hal ini dibuktikan dengan tingkat ekonomi desa Penusuapan yang semakin naik.
.
Salah satu potensi wisata yang berada di desa Penusupan adalah potensi agrowisatanya. Agrowisata yang merupakan hasil dari pemanfaatan lahan yang semula kosong ini rencananya akan diubah dan disulap menjadi potensi wisata oleh perangkat desa beserta warga setempat. Meskipun belum 100% selesai dan belum sepenuhnya dibuka untuk umum tetapi asgrowisata ini sudah memiliki set plan yang matang dan tinggal menunggu proses penyelesaiannnya saja.
.
Dalam pengelolaan dan perancangan agrowisata para perangkat desa beserta warga setempat membentuk suatu kelompok yang mana kelompok tersebut diberi tugas khusus untuk mengurus dan mengelola agrowisata ini yang diberi nama "pokdarwis" (kelompok sadar wisata). Kelompok sadar wisata memiliki anggota dan kepengurusan yang kesemuanya berasal dari warga desa Penusupan sehingga bisa memahami bagaimana struktur dan kerangka pengelolaan dari agrowisata ini.
.
Pak Agus selaku ketua Pokdarwis menjelaskan bahwa gagasan perencanaan ini diawali pada tahun 2020 bertepatan dengan terpilihnya lurah pada pemilihan lurah desa Penusupan. Salah satu visi misi yang diusungnya adalah memajukan desa yang unggul dalam mengolah potensi wisata nya yang kemudian menjadikan desa Penisupan sebagai Desa Wisata.
"Nama karang cengis ini memiliki filosofi yaitu sebelumnya tanah ini adalah pekarangan/lahan yang kosong, kemudian dicoba untuk ditanami tanam-tanaman namun tidak tumbuh, tetapi waktu di tanami "cengis" atau cabai hijau barulah kemudian bisa tumbuh, dan diikuti dengan pertumbuhan tumbuhan yang lainnya, darisitulah filosofi nama tersebut muncul. Kemudian dana yang dikucurkan untuk agrowisata ini mencapai angka 50 Milyar rupiah, dengan itu diharapkan agrowisata ini mampu berkembang serta dikenal secara luas oleh masyarakat luas," ujar Agus dalam pembicaraan singkat pada Selasa (28/6/22).
.
Agrowisata Karang Cengis direncanakan mengusung tema dan konsep edukatif, yaitu meliputi perkebunan, pertanian, dan peternakan. Setiap pengunjung akan dikenalkan mengenai bagaimana pertumbuhan serta pengelolaan yang baik terhadap ketiga hal tersebut. Untuk perkebunan berupa kebun yang diolah dan ditanami jambu air dan jambu biji, pertanian berupa cabai, terong, bayam, kacang panjang, dan lain sebagainya. Menariknya dalam konsep pertanian ini ada kelompok sendiri yang ditugaskhususkan untuk mengelola dan mengembangkannya yaitu dinamakan "KWT" (kelompok wanita tani). Peternakan berupa hewan sapi dan kambing. Dan ketiga konsep ini memiliki nilai ekonomis yang mampu membantu perekonomian warga desa Penusupan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H