Mohon tunggu...
KKN UIN WS Sragen
KKN UIN WS Sragen Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

KKN MIT 14 UIN Walisongo Semarang 2022 Kelompok 42 Kel. Jatibatur, Kec. Gemolong, Kab. Sragen

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mahasiswa KKN UIN Walisongo Semarang Kelompok 42, Tradisi Baru Penyembelihan Hewan Kurban Dusun Wates Lor

30 Juli 2022   20:00 Diperbarui: 30 Juli 2022   20:00 259
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sragen - Hari raya Idul Adha identik dengan penyembelihan hewan kurban bagi umat Islam yang mampu menunaikannya.
Itulah mengapa Idul Adha juga disebut dengan hari raya Kurban. Bukan hanya itu saja, istilah Idul Adha juga kerap kali disebut dengan Lebaran Haji.

Tahun 1443 H ini mahasiswa KKN UIN Walisongo kelompok 42 melaksanakan rangkaian kegiatan Idul Adha di lokasi KKN, yaitu di desa Jatibatur, Gemolong, Sragen, Jawa Tengah.

Sholat Idul Adha dilaksanakan di Masjid At-Taqwa dusun Bantengan pada pukul 06.30, khutbah disampaikan oleh Bapak Giyanto. Setelah sholat dan khutbah dilanjutkan untuk bersalam-salam dengan masyarakat (10/7).

Mahasiswa KKN UIN Walisongo Semarang Kelompok 42, Tradisi Baru Penyembelihan Hewan Kurban Dusun Wates Lor
Mahasiswa KKN UIN Walisongo Semarang Kelompok 42, Tradisi Baru Penyembelihan Hewan Kurban Dusun Wates Lor
Pemotongan hewan kurban dilakukan di dua dusun, 15 anggota kkn berpartisipasi di dua dusun yang ada didesa Jatibatur. Dusun Wates lor terdapat 8 mahasiswa yang membantu, sedangkan 7 mahasiswa lainnya membantu warga dusun Bantengan.

Dusun Wates Lor menyembelih satu ekor sapi dan dua ekor kambing, sedangkan di dusun Bantengan menyembelih dua ekor sapi dan tiga ekor kambing.

Hal baru bagi dusun Wates Lor dalam penyembelihan hewan kurban, biasanya di dusun ini melakukan secara individu di rumah masing-masing. Namun di tahun ini masyarakat Wates Lor menyembelih hewan kurban secara bersama-sama di masjid. "Baru tahun ini dusun kami menyembelih hewan kurban secara bersama-sama, di tahun sebelum-sebelumnya kami menyembelih dirumah pribadi dan warga yang lain bergantian membantu dari rumah kerumah, dan itu sangat melelahkan", tutur Ali Imran. 

Penulis : Musta'inah Alfiyani (Mahasiswi KKN MIR DR 14 UIN Walisongo Semarang kelompok 42)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun