Pendidikan merupakan pondasi dasar bagi kemajuan suatu bangsa. Desa Payung, sebagai salah satu desa yang terus berkembang, memiliki potensi besar dalam meningkatkan kualitas pendidikan anak-anaknya. Program bimbingan belajar (bimbel) Bahasa Inggris yang dilaksanakan di desa ini menjadi langkah nyata dalam mewujudkan generasi cerdas dan kompeten. Bunga rampai ini disusun sebagai bentuk dokumentasi dan refleksi dari upaya bersama dalam meningkatkan kemampuan Bahasa Inggris anak-anak SD di Desa Payung.
Perkembangan dewasa ini telah menempatkan bahasa Inggris sebagai satu-satunya bahasa pergaulan internasional. Dalam posisinya itu, bahasa Inggris merupakan bahasa ilmu pengetahuan dan teknologi; karenanya tanpa kemampuan bahasa Inggris seseorang akan mengalami kesulitan dalam pergaulan dunia yang semakin terbuka, cepat, dan tak terkendali. Berbekal konsep tersebut di atas, bahasa Inggris sangat penting untuk dikenalkan kepada anak sedini mungkin.[1]
Program Bimbingan Belajar (Bimbel) Bahasa Inggris untuk anak-anak Sekolah Dasar (SD) di Desa Payung adalah sebuah inisiatif lokal yang bertujuan untuk membuka wawasan dan potensi anak-anak dalam mengenal dunia melalui penguasaan bahasa internasional ini. Pentingnya penguasaan Bahasa Inggris sejak dini, terutama pada tingkat sekolah dasar merupakan investasi penting untuk masa depan anak-anak di Desa Payung. Dalam pembelajaran Bahasa Inggris juga dapat membantu anak berpikir kritis dan kreatif.
Program Bimbel ini memiliki beberapa tujuan utama:
- Meningkatkan kemampuan dasar Bahasa Inggris anak-anak SD di Desa Payung.
- Menumbuhkan rasa percaya diri anak-anak dalam berkomunikasi menggunakan Bahasa Inggris.
- Membuka wawasan anak-anak tentang dunia luar melalui pengenalan budaya, ilmu pengetahuan, dan teknologi yang menggunakan Bahasa Inggris.
- Menghadirkan pengalaman belajar yang menyenangkan dan interaktif.
Metode pengajaran yang digunakan dalam program ini mengedepankan pendekatan aktif dan partisipatif. Kegiatan belajar dikemas dalam bentuk permainan bahasa, lagu, dan aktivitas kreatif yang membuat anak-anak lebih mudah memahami materi. Selain itu pengajaran juga dilakukan dengan melibatkan siswa dalam diskusi ringan, percakapan sederhana, dan latihan berbicara. Materi yang diajarkan disesuaikan dengan kehidupan sehari-hari anak-anak, sehingga Bahasa Inggris lebih relevan dan mudah dipahami.
Program ini melibatkan para mahasiswa kkn posko 27 yang memiliki pengalaman belajar Bahasa Inggris serta sudah lulus program microteaching, para mahasiswa kkn mit posko 27 UIN Walisongo membagikan ilmu serta pengalamannya pada anak anak SD di Desa Payung.
Tantangan utama yang dihadapi adalah membangun minat belajar pada anak-anak yang awalnya belum terbiasa dengan Bahasa Inggris. Namun, melalui pendekatan yang ramah dan metode yang kreatif, lambat laun anak-anak mulai menikmati proses belajar.
Program Bimbel Bahasa Inggris di Desa Payung merupakan contoh nyata bagaimana pendidikan dapat dihadirkan secara inklusif dan adaptif di daerah pedesaan. Dengan pendekatan yang tepat dan dukungan dari berbagai pihak, anak-anak didesa ini kini memiliki peluang yang besar untuk mengenal dunia luar dan menggapai cita-cita mereka.
