Moderasi Beragama dalam rangka tercapainya kerukunan antar umat beragama.
KKN MIT 16 Posko 53 UIN Walisongo Semarang menggelar podcastAcara ini diisi oleh pembicara yang merupakan tokoh masyarakat dan tokoh agama di desa setempat dan berlangsung (26/07/ 2023).
Dalam rangka meningkatkan pemahaman dan toleransi antar umat beragama, KKN Posko 53 UIN Walisongo menggelar Podcast moderasi beragama dengan tema "Mencapai Kerukunan dengan Moderasi Beragama".
Kegiatan ini merupakan bagian dari program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Islam Negeri Walisongo. Berikut Link YouTube untuk menontonnya.
https://youtu.be/PQoIZgHTXiY?si=UaATl4WA9OxPn92i
Narasumber dalam podcast ini yaitu bapak muhammad amiruddin selaku tokoh masyarakat di desa Tejorejo dan Narasumber kedua yaitu bapak Pdm Theodorus David Pamungkas S.Th selaku tokoh agama yaitu pendeta di gereja setempat.
Ditemani dengan moderator Winona Mawarni, anggota KKN UIN Walisongo Posko 53 yang mengatur jalannya diskusi dan saling bertukar pandangan tentang isu-isu keberagaman dalam masyarakat.
"Moderasi Beragama ini adalah langkah yang tepat untuk kaum kita yaitu millenial untuk bisa saling menghargai dalam keadan negara kita yang sedang ekstrim seperti ini, maka seperti yang saya katakan, moderasi beragama ini sangat relevan dengan negara kita ini" ucap bapak amir dalam diskusi ini.
"Karna perbedaan adalah suatu anugerah yang tuhan berikan, contohnya adalah seperti tubuh kita. Mana mungkin mata mengatakan bahwa semua diantara tubuh ini hanya aku yang paling berada, begitupun sebaliknya. Maka yang kita lihat itu adalah terjadinya kekacauan. Dan moderasi beragama itu menyadarkan kita bahwa kita saling melengkapi dan saling membutuhkan...." tambah Bapak Pdm Theodorus David Pamungkas S.Th
Dalam podcast, pembicara mengangkat berbagai isu sosial yang relevan dengan tema moderasi beragama, termasuk bagaimana mengajarkan rasa saling menghargai, serta mencari titik temu dalam berbagai pandangan keagamaan.
Pada akhir kegiatan, kami sepakat untuk terus menjaga semangat toleransi dan kerukunan antar umat beragama. Kami berharap bahwa kegiatan seperti ini dapat terus diadakan dalam skala yang lebih luas, serta dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat dalam memahami dan menghargai perbedaan agama.