Mohon tunggu...
KKN MIT Posko 30
KKN MIT Posko 30 Mohon Tunggu... Penulis - Kami merupakan tim KKN UIN Walisongo Semarang

Kami merupakan tim KKN UIN Walisongo Semarang yang menulis berita tentang pendidikan, dan kegiatan KKN di Desa Karangdowo

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Membangun Generasi Qur'ani: Pengabdian Mahasiswa KKN MIT 18 di TPQ Al-Ishlah, Karangdowo

8 Agustus 2024   23:07 Diperbarui: 8 Agustus 2024   23:16 11
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
kominfo kkn_foto ngajar TPQ Al-Ishlah (Dokpri)

Membangun Generasi Qur'ani: Pengabdian Mahasiswa KKN MIT 18 di TPQ Al-Ishlah, Karangdowo

Karangdowo, Weleri - Taman Pendidikan Al-Qur'an (TPQ) merupakan tempat atau sarana penyampaian pendidikan agama Islam. Salah satu ilmu agama yang wajib dikenalkan atau diajarkan kepada anak sejak dini, selain tauhid, adalah ilmu Tajwid. Ilmu Tajwid sangat penting karena memuat hukum-hukum bacaan dalam isi mushaf yang mengatur pembacaan Al-Quran. Salah satu mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Islam Negeri MIT Walisongo 18 melakukan pengabdiannya mengajar TPQ di Al-Ishlah yang terletak di Desa Karangdowo, Kecamatan Weleri, Kabupaten Kendal.Kegiatan pengabdian ini dilaksanakan sebagai implementasi program kerja mandiri yang dilaksanakan di desa tempat tinggal mahasiswa sesuai arahan Bapak Ahmad Zuhruddin MSI. Sebagai Dosen Pengampu Lapangan (DPL). Tujuan dari pengabdian ini adalah untuk membekali mahasiswa TPQ dengan materi tambahan, Tajwid dan Tahsin untuk meningkatkan ilmunya.

Membangun generasi Qur'ani adalah suatu upaya untuk mencetak generasi muda yang berlandaskan nilai-nilai Al-Qur'an dalam segala aspek kehidupannya. Generasi ini diharapkan mampu menjadikan Al-Qur'an sebagai pedoman hidup, sumber ilmu, dan petunjuk dalam menghadapi berbagai tantangan zaman. Dalam konteks ini, penting bagi kita untuk memahami cara dan strategi yang efektif untuk mencapai tujuan mulia ini. Pentingnya Generasi Qur'ani Landasan Moral dan Etika: Al-Qur'an memberikan panduan yang jelas tentang nilai-nilai moral dan etika. Dengan membentuk generasi Qur'ani, kita memastikan bahwa nilai-nilai ini tertanam kuat dalam jiwa generasi muda.

Sumber Ilmu dan Pengetahuan: Al-Qur'an adalah sumber ilmu yang tak terbatas. Generasi Qur'ani akan mampu menggali ilmu pengetahuan dari Al-Qur'an dan mengaplikasikannya dalam berbagai bidang kehidupan. Kekuatan Spiritualitas: Generasi Qur'ani memiliki ikatan yang kuat dengan Allah SWT, yang memberikan kekuatan spiritual dalam menghadapi segala cobaan dan tantangan hidup. Strategi Membangun Generasi Qur'ani Pendidikan Berbasis Al-Qur'an: Menyediakan pendidikan yang berbasis Al-Qur'an sejak dini sangat penting. Ini dapat dilakukan melalui sekolah-sekolah Islam, pesantren, dan program-program pendidikan agama di rumah.

Pembinaan Keluarga: Keluarga adalah lingkungan pertama dan utama dalam membentuk karakter anak. Orang tua harus menjadi teladan dalam mengamalkan ajaran Al-Qur'an dan menciptakan suasana rumah yang Qur'ani. Komunitas yang Mendukung: Membangun komunitas yang mendukung perkembangan generasi Qur'ani sangat penting. Ini termasuk masjid, organisasi Islam, dan kelompok pengajian yang aktif memberikan pembinaan dan dukungan.

Pemanfaatan Teknologi: Di era digital ini, teknologi dapat dimanfaatkan untuk memperkuat pembelajaran Al-Qur'an. Aplikasi, website, dan media sosial dapat digunakan untuk menyebarkan ilmu dan menginspirasi generasi muda. Program Tahfiz Al-Qur'an: Mendorong anak-anak untuk menghafal Al-Qur'an melalui program tahfiz. Selain hafalan, mereka juga perlu memahami makna dan tafsir dari ayat-ayat yang dihafalkan.

TPQ Al-Ishlah sangat berperan penting dalam membentuk karakter anak dan melahirkan generasi Qurani di Desa Karangdowo, Kecamatan Weleri, Kabupaten Kendal. Hingga saat ini, TPQ Al-Ishlah memiliki sekitar 85 siswa yang terdiri dari anak TK dan SMA. Ajaran TPQ Al-Hikmah akan dilaksanakan pada pukul 15.30-16.30 WIB. Kegiatan ini berupa pembacaan Al-Quran dengan metode tilawati, dimana siswa dikelompokkan berdasarkan volume. Karena jumlah santri yang banyak, terdapat kendala dalam pelaksanaan kegiatan pendidikan di TPQ Al-Ishlah yaitu tenaga pengajar yang kurang. TPQ Al-Ishlah hanya mempunyai 6 guru sedangkan TPQ mempunyai 7 tingkatan kelas atau tingkat jilid yang terdiri dari kelas, JILID 1, JILID 2, JILID 3, JILID 4, JILID 5 dan bagian Al-Quran. Pengajaran mengaji Al-Qur’an dengan metode tilawati memakan banyak waktu karena seorang guru harus mengajar beberapa kelas atau jenjang yang berbeda. Oleh karena itu, persediaan bahan tambahan seperti Tahs dan Tajwid dkk sangat terbatas.

Posko 30, KKN MIT 18 mahasiswa Universitas Islam Negeri Walisongo yang berdomisili di desa Karangdowo kemudian mulai memberikan pengabdian dengan mengajarkan materi Tahsin dan Tajwid kepada mahasiswa TPQ Al-Ishlah. Pengajaran materi Tahsin ditujukan untuk siswa tingkat 2 dan 3. Materi Tajwid diajarkan oleh Tanwin dan Nun Mat, Idghom Mimi dan Al – Ta’rif.Kegiatan pembelajaran diselenggarakan setiap hari Sabtu-Kamis pukul 15:30-16:30 WIB. Untuk memudahkan siswa dalam mengingat materi, ada pula materi yang diajarkan melalui lagu, misalnya lagu sholawat digunakan untuk mengingat bacaan berbagai orang yang sudah meninggal. Di akhir pembelajaran, siswa diberikan serangkaian pertanyaan untuk mengetahui seberapa jauh pemahaman siswa setelah pembelajaran berakhir.

KKN MIT 18 POSKO 30.

Mengabdi, Melayani Sepenuh Hati.

Penulis:

Moh. Iflahul Karim

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun