Mohon tunggu...
kknmit18.desangasinan
kknmit18.desangasinan Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

KKN MIT 18, Posko 28, Desa Ngasinan, Kec. Weleri, Kab. Kendal

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Antusiasme Warga dan Pelajar Desa Ngasinan dalam Pembuatan Ecobrick untuk Proyek Tim KKN MIT 18 UIN Walisongo Semarang Posko 28

19 Agustus 2024   19:22 Diperbarui: 19 Agustus 2024   19:39 165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kendal, Weleri  Warga Desa Ngasinan, Kecamatan Weleri, Kabupaten Kendal, menunjukkan antusiasme luar biasa dalam proyek pembuatan ecobrick yang digagas oleh Tim Kuliah Kerja Nyata (KKN) MIT 18 Posko 28 dari UIN Walisongo Semarang. Proyek ini berhasil menarik perhatian dan partisipasi luas, terutama di kalangan anak-anak sekolah dasar, santri Omah Ngaji, dan murid Madrasah Diniyah Takmiliyah Ula (MDTU) NU 05 Nurul Ulum.

Proyek ini bertujuan untuk mengurangi sampah plastik di lingkungan desa dengan memanfaatkan botol plastik sebagai bahan utama ecobrick. Botol-botol plastik yang digunakan dalam proyek ini tidak dibeli, melainkan dikumpulkan dari sampah botol yang disumbangkan oleh warga Desa Ngasinan sendiri. Setelah terkumpul, botol-botol ini didistribusikan oleh Tim KKN ke sekolah-sekolah dasar, Omah Ngaji, dan MDTU NU 05 Nurul Ulum untuk diisi dengan sampah plastik yang telah dipilah.

"Botol-botol plastik ini adalah hasil pengumpulan dari warga desa, yang dengan sukarela menyumbangkan sampah botol mereka untuk dijadikan ecobrick. Ini menunjukkan kesadaran lingkungan yang tinggi dari masyarakat Ngasinan," ujar salah satu anggota Tim KKN dengan bangga.

Proses pengadaan bahan juga mencakup pembelian besi untuk membuat rangka tulisan "Ngasinan".  Tim KKN bekerja sama dengan warga desa untuk memastikan bahwa besi yang dibeli memiliki kualitas terbaik. Mereka melakukan survei di beberapa tempat, membandingkan harga dan kualitas, hingga akhirnya memilih besi dengan standar SNI yang kuat dan tahan lama.

"Proses pembelian besi dilakukan dengan sangat teliti. Kami memastikan besi yang dipilih benar-benar berkualitas, mengingat perannya yang sangat penting dalam menopang seluruh rangka ecobrick ini," kata salah satu anggota Tim KKN. Setelah besi diperoleh, proses pengelasan dilakukan dengan bantuan tenaga ahli lokal yang sudah berpengalaman.

Anak-anak SD, santri, dan murid MDTU dengan penuh antusias mengisi botol-botol tersebut dengan sampah plastik. Kegiatan ini tidak hanya melibatkan mereka secara fisik, tetapi juga memberikan edukasi tentang pentingnya daur ulang dan pelestarian lingkungan.

"Saya sangat senang bisa ikut membantu. Botol-botol ini kita isi bersama-sama, dan sekarang kita bisa lihat hasilnya menjadi sesuatu yang berguna untuk desa kita," Risma siswi kelas 3 SDN Ngasinan

Puncak kegiatan ini adalah saat pemasangan rangka besi yang telah diisi dengan ecobrick di selatan lapangan Desa Ngasinan. Warga berkumpul dengan antusias untuk menyaksikan proses ini. Rangka besi yang telah disusun membentuk tulisan "Ngasinan" ditanam dengan kokoh di tanah, kemudian dicor dengan semen untuk memastikan stabilitasnya. Proses penanaman dan pengecoran ini dilakukan dengan penuh semangat gotong royong, melibatkan banyak warga yang bahu-membahu mengangkat rangka besi, mencampur semen, dan mengarahkan pemasangan.

proses pemasangan dan pengecoran rangka
proses pemasangan dan pengecoran rangka

"Ini adalah momen yang bagus bagi desa kami. Melihat tulisan 'Ngasinan' berdiri tegak di lapangan ini membuat kami merasa bangga dan semakin mencintai desa ini," ujar Kepala Desa Ngasinan, M. Khuzaeni

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun