Semarang, 24 Juli 2023 – Lomba masak nasi goreng khas Mbak Ita merupakan salah satu program dari Walikota Semarang yaitu Ibu Ir. Hj. Hevearita Gunaryanti Rahayu, M.Sos. dimana dalam penggunaan bahan dan bumbu masakan diambil dari urban farming. Ketahanan pangan di Kota Semarang dalam masa inflasi yang melonjak tinggi menjadikan Walikota Semarang mengajak masyarakat untuk memasak bersama menggunakan bahan-bahan dari hasil panen di pekarangan rumah. Kegiatan ini diikuti oleh hampir seluruh RT di kota Semarang dengan mengupload video dimulai dari proses pengambilan bahan masakan hingga memasak nasi goreng khas mbak Ita.
Kelurahan Meteseh terdapat 31 RW yang masuk dalam nominasi, dalam satu RW menjadi satu tim. Terdapat 5 peserta dari masing-masing tim, 2 peserta untuk platting dan 3 lainnya menjadi supporter. Dalam kegiatan ini terdapat 3 kriteria penilaian dari cita rasa 50%, platting 30%, nilai gizi 20%, dan yel-yel, dengan intruksi maksimal biaya pembuatan nasi goreng Rp. 25.000. Sedangkan untuk dewan juri dinilai oleh pihak Kelurahan Sendangmulyo. Dewan juri tersebut diambil dari unsur tim penggerak PKK, ATMK, dan tokoh masyarakat yang bertujuan agar adil.
Lomba nasi goreng yang dilaksanakan di Balai Kelurahan Meteseh ini dihadiri oleh tokoh-tokoh penting seperti Camat Tembalang, Sekretaris Camat, tim penggerak PKK Kota Semarang, tim penggerak PKK Kecamatan Tembalang, Dewan Komisi D DPRD Kota Semarang, Lurah Meteseh, Bapak Alwin Basri selaku ketua Tim Penggerak PKK Kota Semarang sekaligus suami dari Ibu Walikota Semarang. Dalam hal ini, Bapak Alwin Basri berpesan untuk saling menjaga kekompakan, kebersamaan, dan satu kesatuan antar masyarakat di Kelurahan Meteseh.
Ibu Yeni Shinta Nugraha Ketua Tim Penggerak PKK Kecamatan Tembalang sekaligus Bunda Literasi Kecamatan Tembalang memonitoring jalannya kegiatan dan memastikan kekompakan dan kesuksesan acara ini secara langsung. Melalui acara ini Ibu Yeni mengatakan “ Saya berharap agar masyarakat semakin kompak, menambah pengetahuan ibu-ibu mengenai gizi, nutrisi, hal ini merupakan upaya pencegahan stunting melalui gizi yang baik, menu seimbang dan beragam. Untuk masyarakat kecamatan Tembalang khususnya Kelurahan Meteseh semuanya sehat dan menjadi Semarang semakin hebat, Indonesia maju dan sehat”.
Dalam acara ini para dewan juri memberikan penilaian dengan menghampiri masing-masing meja peserta secara berurutan. Dalam proses penilaian, peserta menunjukkan yel-yel kemudian dewan juri menilai hidangan yang sudah tersaji. Pengumuman pemenang lomba diumumkan secara langsung dengan perolehan hasil RW 24 menjadi juara 1 dengan nilai 92, juara 2 RW 12 dengan nilai 90,5, dan juara 3 RW 15 dengan nilai 89,5.
Antusiasme dari masyarakat sangat tinggi untuk mengikuti lomba masak nasi goreng khas mbak Ita. Para peserta mengaku sangat tertarik dan sudah mempersiapkan video perlombaan, yel-yel, masakan serta menyajikan hidangan nasi goreng dengan sesempurna mungkin. Salah satu dari peserta lomba mengatakan “Dalam penyajian nasi goreng menerapkan prinsip B2SA sepertiga karbohidrat, sepertiga lauk, seperenam buah, dan seperenam sayur”. Para peserta sangat senang dalam mengikuti lomba ini karena dapat mengenal lebih jauh tentang Walikota Semarang, silahturahmi antar warga satu kelurahan, dan saling melihat kreativitas antar peserta agar menjadi keterbukaan antar masyarakat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H