Webinar Moderasi Beragama diselenggarakan oleh tim KKN MIT (Mandiri Inisiatif Terprogram) ke-16 Posko 40 UIN Walisongo mengusung tema Upaya Pencegahan Ekstrim Primordialisme dengan Meningkatkan Pemahaman Moderasi Beragama, dengan menggaet anggota IPNU-IPPNU Desa Sumbersari, Ngampel, Kendal sebagai peserta webinar. Drs. M. Mudhofi, M.Ag selaku pemateri menjelaskan tentang pentingnya penguatan moderasi beragama sebagai strategi menghadapi primordialisme ekstrim.
"Kita harus paham bahwa islam moderat itu adalah islam yang murni atau islam yang asli, yang diajarkan oleh Rasulullah SAW. Rasul adalah sosok yang sangatlah moderat , ramah, santun, menyayangi siapapun baik itu kawan maupun lawan, sangatlah menghargai perbedaan, menjunjung tinggi nilai-nilai kearifan lokal. Rasulullah diutus bukan hanya untuk orang Arab tapi untuk semesta alam, itulah yang juga disebut rahmat bagi seluruh alam. Rahmah adalah kasih sayang, cinta kasih. Maka beragama yang benar adalah beragama yang martabat cinta kasih dan kasih sayang pada siapapun. Kita menghargai dan menghormati orang lain yang berbeda agama bukan karena identitas agamanya apa, namun karena ia adalah manusia yang harus saling mengasihi," ujar Wakil Dekan 1 Fakultas Dakwah & Komunikasi UIN Walisongo Semarang tersebut pada Senin (24/7/2023).
Ia memaparkan bahwa moderasi beragama bukan hal absurd yang tak bisa diukur. Keberhasilan Moderasi Beragama dalam kehidupan masyarakat Indonesia dapat terlihat dari tingginya empat indikator utama serta beberapa indikator lain yang selaras dan saling bertautan. Pertama, komitmen kebangsaan berupa penerimaan terhadap prinsip-prinsip berbangsa yang tertuang dalam konstitusi. Kedua, toleransi dengan menghormati perbedaan dan memberi ruang orang lain untuk berkeyakinan, mengekspresikan keyakinannya, dan menyampaikan pendapat.
Ketiga, anti kekerasan dalam bentuk penolakan tindakan seseorang atau kelompok tertentu yang menggunakan cara-cara kekerasan, baik secara fisik maupun verbal. Keempat, penerimaan terhadap tradisi dan budaya lokal dengan bersikap ramah dalam perilaku keagamaannya, sejauh tidak bertentangan dengan pokok ajaran agama.
"Moderasi beragama dimanifestasikan dengan sikap beragama yang seimbang, mengambil jalan tengah antara pengamalan agama itu sendiri (eksklusif) dengan penghormatan kepada praktik beragama orang lain yang berbeda keyakinan (inklusif). Sikap ini niscaya akan menghindarkan dari sikap ekstrem berlebihan, fanatik, dan sikap revolusioner dalam beragama. Pemahaman ektrim seperti radikalisme dan primordialisme misalnnya haruslah dibabat habis melalui penguatan moderasi beragama," terangnya.
Menurutnya primordialisme ekstrim berarti pandangan atau ideologi yang mendukung keyakinan yang sangat kuat pada keberadaan perbedaan esensial dan tak terelakkan antara kelompok-kelompok manusia berdasarkan asal-usul etnis, suku bangsa, budaya, agama, atau karakteristik lainnya. Dalam konteks ini, primordialisme merujuk pada pandangan bahwa perbedaan-perbedaan ini sudah ada sejak masa lalu atau bahkan sejak zaman primitif manusia.
Bahaya primordialisme ekstrim diantaranya dapat menimbulkan diskriminasi dan marginalisasi, mengakibatkan terjadinya ketegangan agama, sosial, politik, dan budaya, yang bisa menimbulkan terdinya konflik, penghambat perkembangan integrasi sosial, pengabaian keberagaman, dan terjadinya politisasi berbasis primordial seperti manipulasi oleh pihak-pihak tertentu untuk mencari dukungan politik atau menciptakan sentimen nasionalis yang berbahaya.
"Lalu strategi yang bisa kita gunakan dan upayakan guna menghadapi primordialisme ekstrim diantaranya adalah penguatan moderasi beragama seperti yang dilakukan di lembaga-lembaga pendidikan, melakukan perlawanan terhadap gerakan radikal dan ekstrim, pendidikan multikulturalisme, memperluas dialog dan kerjasama antar umat beragama, juga penggunaan media sosial yang cerdas dan bertanggung jawab. Menghadapi kelompok seperti ini merupakan tantangan yang sangat berat," pungkasnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H