Semarang, 9 Juli 2023 - Dalam upaya memperkuat tali silaturahmi antar umat beragama, mahasiswa KKN (Kuliah Kerja Nyata) dari Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang mengambil inisiatif dengan menghadiri acara peribadatan di sebuah gereja. Kegiatan ini bertujuan untuk mendorong dialog, saling memahami, dan mempererat hubungan antara umat Islam dan umat Kristen.
Pada hari Minggu pagi ini, sekitar pukul 08.00 - 09.00 WIB, para mahasiswa KKN UIN Walisongo tiba di gereja dengan penuh semangat. Mereka diundang secara khusus untuk berpartisipasi dalam kegiatan peribadatan sebagai bentuk nyata dari semangat moderasi beragama. Meskipun waktu yang mereka habiskan di gereja terbatas, kehadiran mereka sangat diapresiasi oleh pihak gereja.
Bu Lis, salah satu pengurus gereja, menyampaikan ucapan terima kasih atas kehadiran dan partisipasi mahasiswa KKN dalam kegiatan di gereja tersebut. Ia berharap bahwa langkah ini dapat mempererat tali silaturahmi antar umat beragama serta berdampak positif bagi kegiatan KKN mereka. "Terima kasih kepada mahasiswa KKN, sudah datang mengikuti kegiatan di gereja ini. Terima kasih. Semoga apa KKN yang kalian lakukan kepada masyarakat lancar," ungkap Bu Lis dengan penuh harap.
Pendeta Pak Bambang juga mengungkapkan apresiasi yang sama terhadap kedatangan mahasiswa KKN. Meskipun mereka hanya bisa mengikuti sebagian acara peribadatan, Pendeta Pak Bambang berharap bahwa kehadiran mereka akan membawa berkat dalam perjalanan KKN mereka. "Terima kasih atas kedatangan mahasiswa KKN UIN Walisongo, meskipun hanya bisa setengah mengikuti acara, tetapi semoga apa yang kalian dapatkan mendapatkan berkat," ujar Pendeta Pak Bambang penuh dengan pengharapan.
Selain itu, dukungan moral juga disampaikan kepada mahasiswa KKN UIN Walisongo. Keberlanjutan dan kelancaran KKN menjadi perhatian utama bagi pihak-pihak terkait. Semua pihak berdoa semoga mahasiswa KKN diberikan kesehatan, kekuatan, dan kelancaran dalam menjalankan tugas mereka yang mulia dalam melayani masyarakat.
Partisipasi mahasiswa KKN UIN Walisongo dalam kegiatan peribadatan di gereja ini menjadi contoh nyata dari semangat moderasi beragama. Dengan terlibat dalam dialog dan menghargai kepercayaan agama yang berbeda, mereka berusaha membangun kerukunan antar umat beragama serta menjaga keharmonisan dalam masyarakat.
Kita berharap semakin banyak inisiatif semacam ini yang muncul dari berbagai kalangan untuk mempererat tali silaturahmi antar umat beragama. Langkah-langkah positif dalam membangun moderasi beragama menjadi pendorong penting dalam menciptakan masyarakat yang beragam namun tetap harmonis dan saling menghormati.
