Bulan Muharram merupakan bulan pertama di Tahun baru Islam. Biasanya warga menyambutnya dengan mengadakan berbagai macam acara atau melakukan tradisi yang sudah turun temurun dari nenek moyang. Tradisi ini banyak dilakukan oleh masyarakat jawa, khususnya di Jawa Tengah dan Jawa Timur yang dulunya merupakan goresan Kerajaan Mataram.
Seperti yang dikenal masyarakat luas, malam satu suro atau 1 muharram identik dengan hal hal yang berbau mistis. Seperti mencuci benda benda keramat, mandi di tempat yang dianggap membawa keberkahan, dan lain sebagainya. Uniknya warga di Kampung Talun Kacang memperingati malam 1 suro dengan mengadakan Tradisi Barikan & Nyangkrip.
Tradisi Barikan dan Nyangkrip ini sudah menjadi tradisi rutinan setiap malam 1 Muharram pada Tahun baru Islam. Menurut keterangan yang kami peroleh, Barikan berarti berkumpul di suatu tempat. Sedangkan Nyangkrip mengumpulkan 7 mata air untuk tolak balak.
Meskipun pada saat acara mati lampu, tidak menyurutkan semangat dan antusias warga dalam menyambut malam satu suro ini. Terbukti acara yang diadakan di Masjid Al Mabrur, membludak hingga dijalan. Masduki, selaku Pranatacara event ini menyampaikan bahwa peringatan 1 suro ini sudah menjadi tradisi warga Goa Kreo RW 3 Kelurahan Kandri.
"Kegiatan ini merupakan salah satu event dari banyak nya event kalender Desa Wisata Kandri, dengan menancapkan 5 benda yang dainggap membawa keberkahan di 5 ujung Desa Wisata Kandri. Selain itu, generasi muda juga telah disiapkan untuk terus melestarikan tradisi ini." jelasnya
Acara yang sudah termasuk dalam kalender event di Kelurahan Kandri, Gunungpati ini dimulai dengan tarian adat jawa dengan membawa air 7 rupa yang kemudian disatukan dalam satu wadah gentong dengan diiringi oleh musik gamelan jawa dan maulid Diba'.
Dalam sambutannya, Lurah Kelurahan Kandri, Mutmainah menyampaikan beberapa pesan kepada warganya untuk terus menjaga tradisi yang sudah turun terumun yang dilakukan warga Goa Kreo RW 3 Kelurahan Kandri, Semarang.
"Dengan adanya Barikan dan Nyangkrip ini, diharapkan perekonomian daerah Kelurahan Kandri, bisa lebih maju. Selain itu, dengan menyatukan air dari 7 mata air yang telah dibacakan do'a bisa membawa keberkahan buat warga di Kelurahan Kandri." Pungkasnya
Kemudian diakhir acara semua warga berebutan untuk mengambil air yang sudah disatukan dan dido'akan. Warga berharap dengan meminum air dari 7 mata air dapat memberikan kebaikan, keberkahan, dan seluruh hajad dari warga dapat dikabulkan oleh Allah SWT. Selain itu, acara ditutup dengan makan bersama di jalan bersama sama dengan warga dan seluruh panitia acara dalam acara ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H