Ekonomi kreatif sebagai tema KKN Mandiri Intensif Terprogram UIN Walisongo yang ke-14 dimanfaatkan oleh KKN Kelompok 3 untuk membantu UMKM di dusun setempat dalam meningkatkan mutu produksi. Salah satu pembantuan dalam meningkatkan mutu produksi yaitu membuat desain label hingga membuat pengemasan yang lebih menarik dari yang sebelumnya. Di Dusun Tanduran sendiri masih minim UMKM yang berkembang cukup besar. Dari beberapa UMKM yang ada, KKN Kelompok 3 memilih UMKM produksi keripik bayam untuk dibantu ditingkatkan mutu kualitasnya.
UMKM keripik bayam ini merupakan produksi rumahan yang setiap harinya selalu laku habis. Rasanya yang gurih dan lezat membuat keripik bayam ini mudah laku di berbagai tempat. Sasaran pemasarannya pun sudah mencapai pasar besar seperti Pasar Legi Parakan dan toko besar yang menjual berbagai camilan seperti Toko Pamela. Pengemasan pada keripik bayam ini masih terbilang sederhana, hanya plastik kiloan dan label yang diprint menggunakan kertas hvs hitam putih. Bahkan masih menggunakan lilin sebagai perekat plastiknya.
Kamipun berinisiatif membuat label pada kemasan dan membelikan kemasan yang lebih modern seperti plastik tebal berbentuk pouch. Label dicetak di kertas hvs berwarna dan dicetak dalam bentuk stiker. Tak hanya itu, kami juga belajar produksi keripik bayam seperti memilah -- milah bayam yang bagus yang kemudian masuk ke proses penyelupan ke dalam tepung dan kemudia digoreng. Proses produksinya cukup sederhana yang dari itu UMKM ini hanya dikelola dan diproduksi satu orang dan hanya menghabiskan waktu satu hari untuk memproduksi serta mengemas.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H