Mohon tunggu...
KKN POSKO 26
KKN POSKO 26 Mohon Tunggu... Mahasiswa - UIN Walisongo Semarang

berita tentang KKN UIN Walisongo Semarang posko 26 kelurahan ngesrep, kecamatan banyumanik, kota semarang.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Majukan UMKM Maggot, Mahasiswa KKN UIN Walisongo Sosialisasikan Penjualan melalui Media Sosial juga E-Commerce

9 Agustus 2024   00:00 Diperbarui: 9 Agustus 2024   00:06 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mahasiswa KKN MB Posko 26 UIN Walisongo menyampaikan sosialisasi digitalisasi UMKM (Dokumentasi Pribadi)

Mahasiswa KKN MB posko 26 berikan sosialisasi digitalisasi UMKM melalui pemanfaatan sosial media, e-commerce juga website untuk mendongkrak UMKM lokal yang masih tertinggal di era digital, tepatnya di Kelurahan Ngesrep, Kecamatan Banyumanik Kota Semarang, Senin Legi, 05 Agustus 2024.


"Sekarang umkm belum paham masalah digital, kemudian kita menganggap bahwasannya ketika umkm itu bisa masuk ke ranah digital otomatis pasar mereka akan lebih luas, lebih besar," ujar koordinator divisi ekonomi KKN MB posko 26 UIN Walisongo, Agil Tyas Bagus Saputra.


Agil menambahkan, bahwa UMKM di era globalisasi harus melek terhadap teknologi yang berkembang pesat, mau tidak mau setiap penggiat UMKM perlu mengikuti perkembangan zaman agar tidak tertinggal.


Pemilihan UMKM maggot menjadi daya tarik untuk dijual belikan melalui sosial media ataupun e-commerce karna potensi keuntungan yang lumayan besar dan sedikitnya daya saing di pasar, selain itu juga dapat menjangkau pemasaran ke daerah diluar Ngesrep maupun Semarang.


Sosialisasi ini berlangsung sekali dan dilanjut dengan pendampingan sebanyak 3 kali, bertempatkan di TPS 3R Ngundi Lestari Kelurahan Ngesrep Banyumanik tempat UMKM maggot beroperasi.


Pendampingan kepada petugas TPS 3R Ngundi Lestari dimulai dengan pembuatan akun di masing-masing sosial media seperti : Instagram, facebook, whatsapp juga e-commerce seperti shopee, lalu pendampingan untuk upload produk hingga proses packing produk di setiap minggunya.


"Karena Zaman sekarang kan zaman digitalisasi, penjualan secara konvensional sekarang sudah banyak ditinggalkan. Toko-toko udah banyak yang tutup, sekarang banyak yang online. soalnya terus terang dari kita ini, istilahnya kita periode orang tua-tua ini perlu anak muda yang dampingi dan membuatkan", ujar ketua TPS 3R Ngundi Lestari, Suprapto.


Dari kegiatan ini diharapkan penjualan dapat mendongkrak pasar maggot dari sebelumnya dijual konvensional seharga Rp 5.000 per kilonya, juga dengan adanya marketplace dapat membuka wawasan setiap orang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun