Tidak dapat dipungkiri, sejak dulu sampah menjadi persoalan krusial yang sulit untuk dipecahkan. Semenjak pandemi Covid-19, pengelolaan sampah di Desa Wonokerso, Kecamatan Pakisaji sudah tidak efektif lagi dikarenakan beberapa faktor yang menghambat. Sebagian masyarakat memilih membuang sampah di halaman belakang rumah mereka dan sebagian yang lain memilih untuk membakarnya. Hal tersebut dapat menyebabkan pencemaran, baik pencemaran air, udara, dan tanah yang dapat mengganggu keseimbangan ekosistem.
Oleh karena itu, diperlukan kiat atau usaha untuk mengurangi penumpukan sampah, salah satunya dengan melakukan daur ulang sampah dengan memanfaatkan barang-barang bekas yang sudah tidak terpakai. Kegiatan daur ulang sampah tersebut biasa dikenal dengan istilah recycle. Kegiatan daur ulang sampah turut mendukung terealisasinya tujuannya ketiga dari SDGs (Sustainable Development Goals) yakni terwujudnya kehidupan yang sehat dan sejahtera.Â
Diharapkan dari kegiatan daur ulang sampah ini dapat mengurangi penumpukan sampah yang dapat menimbulkan pencemaran air, udara, maupun tanah, sehingga terbentuklah keseimbangan ekosistem yang dapat menciptakan kehidupan yang lebih sehat dan sejahtera. Mahasiswa KKN MBKM Universitas Negeri Malang berinisiatif untuk melakukan daur ulang sampah menjadi sebuah alat permainan edukatif atau APE yang dapat menunjang kegiatan belajar anak. Adapun sasaran dalam program ini adalah anak-anak atau siswa siswi beserta para guru di TKM NU 13 Miftahul Huda Wonokerso.
APE yang dibuat oleh mahasiswa KKN MBKM Universitas Negeri Malang bernama 'Kado Pintar'. APE tersebut berisi 4 jenis permainan yang berbeda dan tentunya memiliki manfaat yang berbeda-beda pula. Jenis permainan pertama berisi tentang urutan atau tata cara wudhu yang disajikan dalam bentuk gambar dan keterangan tata cara wudhu beserta nomor urutnya. Permainan ini dapat mengasah kreativitas dan daya visualisasi anak melalui gambar yang disajikan, melatih kemampuan membaca anak, serta dapat mengasah daya ingat anak.Â
Permainan kedua berupa permainan jarimatika yang menyajikan dua gambar tangan yang jari-jarinya telah didesain agar bisa ditekuk beserta gambar angka dari angka 0 hingga 9, sehingga anak dapat belajar berhitung dengan tekukan jari tangan sambil mencocokkan angka yang sesuai. Selain memberikan visualisasi proses berhitung anak, permainan ini juga dapat membiasakan anak mengembangkan otak kanan dan kirinya, sehingga otak bekerja lebih optimal.
Adapun permainan ketiga berupa kolom yang berisi 7 macam bangun datar yaitu segitiga, persegi, segilima, layang-layang, persegi panjang, lingkaran, dan trapesium yang dibuat dengan warna yang berbeda-beda. Pada permainan ini, anak-anak dilatih untuk mencocokkan bangun-bangun datar yang sesuai serta belajar mengenal jenis-jenis warna. Jenis permainan yang terakhir yaitu maze atau labirin.Â
Permainan maze mengharuskan anak untuk mencari jalan keluar dengan melewati beberapa jalan yang berlika-liku atau banyak rintangan. Permainan ini dapat meningkatkan semua aspek perkembangan anak usia dini, baik perkembangan motorik, kognitif, bahasa, kreativitas, serta sosial emosional anak.
Selain bermanfaat untuk anak-anak, program pengenalan APE yang dilakukan oleh mahasiswa KKN MBKM Universitas Negeri Malang juga memberikan edukasi kepada guru-guru di TKM NU 13 Miftahul Huda untuk meningkatkan kreativitas mereka dalam pembuatan APE dengan memanfaatkan barang-barang bekas yang tidak terpakai, sehingga diharapkan dapat mengurangi penumpukan sampah di lingkungan sekitar.