Di sudut malam yang sunyi,
Kecemasan merayap, membisik lembut,
Mimpi-mimpi yang pernah bersinar,
Kini seperti bayangan yang samar.
Di tengah keramaian, aku terasing,
Setiap tawa teman, seperti jarum menusuk,
Kapan impian itu akan hadir?
Atau hanya ilusi yang terus berlari?
Hari-hari berlalu, seperti arus sungai,
Mengalir cepat, tanpa menunggu,
Aku menggenggam harapan, walau rapuh,
Seperti ranting kering di tengah badai.
Lihatlah, bintang-bintang di langit,
Berkedip seakan memberi tanda,
Namun, langkahku terhenti,
Tak tahu arah, tak tahu tujuan.
Ada kalanya, aku ingin berteriak,
Mengungkapkan semua rasa yang terpendam,
Tetapi suara itu hilang,
Tenggelam dalam keraguan yang dalam.
Di balik setiap malam yang gelap,
Ada cahaya menunggu untuk terbit,
Dan meski hati ini bergetar,
Aku percaya, harapan takkan pudar.
Jadi, aku akan terus melangkah,
Meski jalan ini penuh liku,
Karena setiap detik yang berlalu,
Adalah bagian dari kisahku yang takkan berhenti.
Ditulis oleh Resti Astuti Misatun Putri
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H