Mohon tunggu...
KKN MB Posko 9
KKN MB Posko 9 Mohon Tunggu... Mahasiswa - UIN Walisongo Semarang

Pengabdian Masyarakat UIN Walisongo Semarang Posko 9 Kelurahan Cepoko

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Mahasiswa KKN UIN Walisongo Semarang Ramaikan Tradisi Barikan di RW 3 Kelurahan Cepoko

8 Juli 2024   06:42 Diperbarui: 8 Juli 2024   10:18 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Pribadi Posko 9 di Kelurahan Cepoko

Semarang - Peringatan Tahun Baru Islam 1446 H, mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) dari Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang Posko 9 turut serta meramaikan tradisi Barikan bersama warga RW 3 Kelurahan Cepoko, Kecamatan Gunung Pati, Kota Semarang, Sabtu (06/07/2024).

Tradisi Barikan merupakan budaya yang sudah berjalan lama di Kelurahan Cepoko untuk menyambut tahun baru Islam. Ketua RW 3, Mukhlas, menyampaikan barikan bukan sekedar tradisi yang berbagi makanan, tetapi juga simbol persatuan dan perbedaan.

"Barikan niki kangge ngraketaken sanak seduluran tanpo mbeda-mbedaake siji lan sijine kados semboyan Bhinneka Tunggal Ika," ucapnya.

Dokumentasi pribadi Posko 9 di Kelurahan Cepoko
Dokumentasi pribadi Posko 9 di Kelurahan Cepoko

Menjelang malam 1 Suro atau awal tahun baru Islam, mahasiswa KKN Posko 9 bersama dengan warga desa berkumpul di tiga lokasi berbeda, yaitu, warga RT 01/02 di perempatan Jalan Jetis-Trawas, warga RT 03 di sekitar jalan RT 03 yang berdekatan dengan mushola serta warga RT 04/05 di depan masjid yang meluas hingga ke jalan.

Setiap lokasi menjadi saksi kebersamaan yang terjalin antara mahasiswa KKN dan masyarakat. Mereka tidak hanya membawa nasi dan lauk-pauk seperti ikan asin, urap, tempe, tahu, mie, dan telur, tetapi juga berbagai jajanan yang akan disantap bersama-sama secara lesehan.

Acara malam 1 Suro ini juga diisi dengan doa bersama. Warga berdoa untuk keselamatan, kesejahteraan dan berkah dari Allah SWT untuk tahun yang baru. Suasana doa bersama ini memperdalam makna keagamaan dalam kegiatan tersebut.

Mukhlas menekankan pentingnya menjaga tradisi ini agar tetap lestari dan menjadi warisan berharga bagi generasi mendatang.

"Semoga semangat kebersamaan dan kerukunan yang tercipta dalam tradisi barikan ini dapat terus dijaga dan diperkuat di masa depan," jelasnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun