Kota identic dengan bangunan yang padat sehingga ketersediaan lahan menjadi terbatas untuk melakukan kegiatan penghijauan ataupun perkebunan. Kelurahan Srondol Wetan merupakan salah satu kelurahan yang berada ditengah perkotaan yang mempunyai lahan terbatas untuk melakukan kegiatan penghijauan salah satunya yakni di RW 3.Â
Bapak Imran selaku ketua RW 3 Kelurahan Srondol Wetan menjelaskan bahwa terdapat 1 lahan kosong yang belum dimanfaatkan oleh warga sekitar. Lahan tersebut sebelumnya pernah dimanfaatkan untuk pemukiman warga. Namun, karena karakteristik tanah yang tidak memungkinkan untuk dibangunnya pemukiman pada akhirnya lahan tersebut terbengkalai dan belum pemanfaatan.
Â
 Melihat kondisi tersebut, mahasiswa KKN UIN Walisongo Semarang Posko 23 berinisiatif untuk memanfaatkan lahan tersbut dengan menyulapnya menjadi lahan Urban farming. Lahan tersebut digarap oleh mahasiswa KKN Posko 23 UIN Walisongo dengan membuat vertical farming. Lahan tersebut ditanami berbagai macam jenis sayuran seperti cabai, tomat, kacang, sawi, dan kankung. Hal ini dilakukan agar sayuran tersbut dapat dimanfaatkan oleh warga sekitar untuk kehidupan sehari-harinya.Â
 Harapan Mahasiswa KKN ini agar kedepannya program Urban Farming ini akan terus berlanjut dan media yang sudah ada dapat dimanfaatkan oleh warga sekitar untuk menamam berbagai jenis sayuran yang bermanfaat untuk kehidupan sehari-hari warga. Selain itu, pemanfaatan lahan kosong ini juga untuk melakukan penghijauan ditengah padatnya penduduk kota terutama di RW 3 kelurahan Srondol Wetan, Kecamatan Banyumanik, Kota Semarang.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H