Sendang, 09 Juli 2024 - Pagi hari ini, suasana di desa Sendang, Kecamatan Wonotunggal, Kabupaten Batang dipenuhi dengan kegembiraan seiring digelarnya acara adat Nyadran. Warga berkumpul di area Sendang sejak pukul 7 pagi untuk memulai ritual yang telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan mereka."Bapak Rasman, kepala desa, dengan penuh semangat menceritakan legenda yang diteruskan dari generasi ke generasi," ujar salah satu warga yang hadir, "tentang putri misterius yang konon mandi di bilik pemandian dan meninggalkan selendangnya, memberi nama 'Sendang' yang kita kenal hari ini."
Tradisi Nyadran tidak hanya sekadar ritual, tetapi sebuah momen untuk menghormati leluhur dan memperkuat hubungan sosial di antara penduduk desa. Tidak lekang oleh waktu, acara ini masih diisi dengan tahlilan dan doa sebagai ungkapan syukur atas karunia yang diberikan Allah SWT.
"Acara adat ini bukan hanya tentang mempertahankan budaya, tetapi juga sebagai cara untuk menjaga kebersamaan dan kearifan lokal," kata Bapak Rasman dengan bangga. "Kami percaya bahwa menjaga tradisi ini adalah bagian dari tanggung jawab kami untuk meneruskan warisan leluhur kepada generasi mendatang."
Sementara itu, sumber air dari mata air di bilik Sendang tidak hanya menjadi simbol keberkahan, tetapi juga menjadi sumber kehidupan bagi seluruh desa. Dengan dipercayainya bahwa air ini membawa berkah, warga desa dengan penuh rasa syukur mengelola dan merayakan kekayaan alam yang mereka miliki.
Dalam suasana kajian mistis yang masih terasa di desa Sendang, budaya gotong royong terus ditingkatkan sebagai inti dari kegiatan sosial dan spiritual mereka. Semangat untuk mempertahankan nilai-nilai budaya dan spiritual ini tidak hanya menjadi identitas, tetapi juga sebagai landasan kehidupan masyarakat Sendang yang harmonis dan bersatu.
Penulis; M Ridho Amrullah
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H