Kamis (18/7), Universitas Negeri Yogyakarta melepas sejumlah mahasiswa dalam rangka penerjunan KKN-PK (Kuliah Kerja Nyata-Praktik Kependidikan) tahun ajaran 2024/2025. Upacara penerjunan diikuti mahasiswa dengan konsep blended secara daring via youtube streaming dan luring di Gedung Rektorat UNY.
Sebelum penerjunan, Tim KKN kami telah melakukan survei lokasi beberapa kali dan menemui tokoh masyarakat seperti ketua RT, pengurus Pokgiyat, pengurus Kelompok Wanita Tani (KWT), ketua takmir Masjid Al Iqram, ketua takmir Mushola Al Furqan, ketua Mushola Ar Rahmah, ketua karang taruna, komite TK-PAUD, secretariat desa, Ketua Badan Musyawarah Kelurahan (Bamuskal), ketua PKK, koordinator Kader, dan tokoh penting lainnya. Kami membicarakan perihal rencara kegiatan yang akan dilakukan di Dusun Jalakan selama kurang lebih dua setengah bulan ke depan.
Pagi itu, rombongan KKN Mandiri Dusun Jalakan, Kelurahan Triharjo, Kapanewon Pandak, Kabupaten Bantul menuju posko sekitar pukul 10.00. Setelah memakan kurang lebih satu jam dalam perjalanan, kami sampai di posko. Posko yang ditempati ialah rumah milik Kepala Dukuh Jalakan, Tri Joko. Tim KKN kami juga disambut baik oleh warga sekitar. Kesan pertama yang baik dari warga sekitar membuat kami berpikir bahwa seterusnya kami dapat menjalankan program kerja dengan baik dan bersinergi bersama warga lokal.
Selepas berbincang sebentar dengan Pak Joko, kami memutuskan untuk membersihkan posko. Mulai dari menyapu, mengepel, memasang banner, hingga menata barang bawaan. Sepuluh orang bekerja sama untuk membersihkan posko. Singkat cerita, salah satu dari kami ingin meminum teh. Sangat ingin, hingga akhirnya menyeduh teh yang ada di dapur. Sialnya, gula belum sempat kami beli karena sedari tadi masih sibuk membersihkan posko. Akhirnya kami meminum teh tawar. Tapi, tetap enak juga, kok!
Siang menjelang sore, barulah beberapa dari kami berbelanja sembako untuk stok persediaan. Skill menawar harga sangat dibutuhkan di sini. Kami berhasil menawar harga beras 25 kg yang tadinya seharga Rp325.000,- menjadi Rp312.000,-. Sayangnya saat membeli kebutuhan dapur lainnya, kami diberi harga pas yang tidak boleh ditawar. Tak apa, sudah hemat Rp13.000,- untuk beras.
Kami mengakhiri malam itu dengan makan bersama dengan lauk telur dadar. Dilanjutkan dengan rapat kecil-kecilan untuk membahas kegiatan yang akan dilakukan esok harinya.
Penulis: Elshinta Adelia Ryzty
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H