Mohon tunggu...
KKN KPosko
KKN KPosko Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis

(membaca, menulis, observasi)

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Untuk Meningkatkan Kreativitas Masyarakat Mahasiwa/i KKN Kolaboratif #3 Kelompok 150 Desa Banjarsari Gelar Pelatihan Produk dari Limbah Kulit Jagung

26 Agustus 2024   10:30 Diperbarui: 26 Agustus 2024   10:40 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam beberapa tahun terakhir, kesadaran akan pentingnya keberlanjutan dan pengelolaan limbah telah meningkat pesat. Salah satu upaya inovatif untuk mengurangi limbah adalah pelatihan kerajinan tangan dari bahan limbah kulit jagung. Inisiatif ini tidak hanya memberikan solusi praktis untuk limbah pertanian tetapi juga menciptakan peluang ekonomi baru bagi masyarakat.

Kulit jagung sering dianggap sebagai limbah setelah pemanenan jagung, sebenarnya memiliki potensi besar. Kulit ini mengandung serat yang kuat dan fleksibel, sehingga sangat cocok untuk digunakan dalam berbagai kerajinan tangan. Dengan pemrosesan yang tepat, kulit jagung dapat diubah menjadi barang-barang bernilai tinggi seperti vas bunga, dompet, aksesoris, dekorasi rumah dll.

Maka untuk mengaktualisasikan hal ini, Mahasiswa/i KKN Kolaboratif #3 Kelompok 150 Desa Banjarsari melakukan pemberdayaan dengan mengadakan pelatihan kerajinan tangan dari kulit jagung kepada warga masyarakat Desa Banjarsari. Dengan mengolah kulit jagung yang biasanya dibuang, pelatihan ini membantu mengurangi jumlah limbah pertanian yang mencemari lingkungan.

Para warga mendapatkan keterampilan baru dalam kerajinan tangan, yang dapat membuka peluang untuk usaha mandiri atau meningkatkan nilai jual produk bagi mereka. Melalui Kerajinan tangan dari kulit jagung dapat menjadi sumber pendapatan tambahan bagi para pelaku usaha lokal, meningkatkan kesejahteraan ekonomi warga setempat serta komunitas.

Pelatihan ini sering kali melibatkan teknik dan desain yang mencerminkan budaya lokal, sehingga turut melestarikan warisan budaya serta menciptakan produk-produk inovatif. Warga belajar bagaimana mengumpulkan kulit jagung dari hasil pertanian dan menyiapkannya untuk proses kerajinan. Ini termasuk teknik pembersihan dan pengeringan kulit jagung.

Para mahasiswa/i mengajarkan bagaimana cara mendesain dan membuat berbagai produk dari kulit jagung, seperti bros, vas bunga, hiasan dinding, jepit rambut serta pigura. Teknik-teknik seperti pemotongan, penjahitan, dan pengaturan pola diajarkan untuk menghasilkan produk berkualitas tinggi. Pelatihan juga sering kali mencakup aspek pemasaran, seperti strategi penjualan, branding, untuk menjangkau pasar yang lebih luas.

Pelatihan kerajinan tangan dari kulit jagung tidak hanya memberikan manfaat langsung bagi masyarakat, tetapi juga berkontribusi pada pelestarian lingkungan dan pengembangan ekonomi lokal. Dengan terus mengembangkan metode dan teknik baru, serta meningkatkan kesadaran tentang pentingnya keberlanjutan, pelatihan ini dapat menjadi model bagi inisiatif serupa di berbagai daerah.

Melalui upaya bersama, kita dapat memanfaatkan potensi limbah kulit jagung menjadi produk-produk inovatif yang tidak hanya ramah lingkungan tetapi juga memberikan manfaat ekonomi yang signifikan.

Dokpri
Dokpri
Dokpri
Dokpri

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun