BATU -- Pelaksanaan kegiatan ini dilatarbelakangi oleh kesadaran dalam pengolahan sampah organik bisa menjadi salah satu cara manajemen sampah yang memanfaatkan sisa-sisa dapur untuk sesuatu yang sangat bermanfaat. Melalui teknik eco enzyme dapat diterapkan bagi rumah tangga dan juga pertanian yang menghasilkan fermentasi sampah dapur organik.Â
Teknik ini pertama kali ditemukan di Thailand dan mulai berkembang di berbagai negara di Asia.
Sementara itu hingga Senin (6/6/2022) Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Kota Batu mencatat sudah 32 sapi mati lantaran PMK. Lalu 1. 348 sapi dan kambing yang terjangkit PMK. Dan 258 lainnya sudah dinyatakan sembuh. Bermula dari kejadian itu, saat ini beberapa peternak di Kota BatuÂ
sudah menggunakan cairan yang diproduksi dari buah afkir dan rempesan sayur ini untuk menyembuhkan PMK. Â Eco enzyme sebagai cairan probiotik yang dapat meningkatkan daya cerna pakan sehingga dapat membantu mempercepat proses penyembuhan ternak.
Untuk pembuatan cairan eco enzyme menggunakan perbandingan bahan 1:3:10 yaitu 100 gram gula merah, 300 gram sampah kulit buah atau sisa sayuran, 1 liter air, drum atau wadah tertutup Cara Membuat: Â Tuang semua bahan ke dalam botol plastik atau wadah tertutup, kemudian,Â
campurkan gula dan air ke dalam wadah tapi jangan sampai mereka penuh, menyimpan di tempat yang kering dan sejuk dengan suhu dalam rumah, Lalu, buka tutup wadah penyimpanan pada minggu kedua dan ketiga untuk melakukan pengadukan mengeluarkan gas fermentasi, cairan eco enzyme ini siap untuk dipanen minimal setelah tiga bulan masa penyimpanan.
