Stunting adalah keadaan anak yang pendek atau sangat pendek berdasarkan panjang/ tinggi badan menurut usia yang kurang dari -2 standar deviasi (SD) pada kurva pertumbuhan WHO yang terjadi dikarenakan kondisi irreversibel akibat asupan nutrisi yang tidak adekuat dan/atau infeksi berulang/ kronis yang terjadi dalam 1000 HPK (hari pertama kehidupan)1. Stunting pada anak dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan dan perkembangan tubuh maupun otak anak. Hal tersebut dapat menyebabkan hambatan kemampuan kognitif/ kemampuan berpikir serta gangguan kesehatan tubuh2.
Stunting merupakan suatu hal yang harus dicegah dan diatasi bersama agar generasi bangsa yang akan datang memiliki sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas demi tercapainya Indonesia Emas. Salah satu upaya penurunan angka stunting di Indonesia dilakukan melalui kegiatan posyandu.
Mahasiswa KKN Kolaboratif 195 mengikuti kegiatan posyandu (pos pelayanan terpadu) pada bulan Agustus 2024 yang menjadi bulan pemberian vitamin A bagi anak balita di wilayah Desa Ledokombo dengan total 5 (lima) posyandu yang terdiri dari Flamboyan 1, Flamboyan 2, Flamboyan 3, Flamboyan 4, dan Flamboyan 5. Kegiatan posyandu yang diikuti mahasiswa KKN Kolaboratif 195 dilaakukan dalam rangka membantu para kader posyandu Desa Ledokombo dalam pencatatan, penimbangan, pengukuran tinggi badan, maupun pemberian vitamin A bagi anak balita (bawah lima tahun). Kegiatan posyandu juga dimanfaatkan mahasiswa KKN Kolaboratif 195 untuk melakukan sosialisasi dan edukasi mengenai "pentingnya mengikuti kegiatan posyandu dan pengaturan pola makan bagi balita" kepada para orang tua para anak balita dalam rangka peningkatan kesadaran dan penguatan orang tua balita dalam pencegahan stunting pada anak -- anak mereka.
Salah satu kegiatan lain yang diikuti mahasiswa KKN Kolaboratif 195 untuk turut andil dalam penurunan angka stunting adalah kegiatan pemerikaan kesehatan rutin ataun ANC (ante natal care) bagi ibu hamil pada bulan Juli 2024. Dalam kegiatan ANC bumil tersebut, mahasiswa KKN Kolaboratif 195 melakukan penyuluhan dan edukasi mengenai urgensi ANC bumil, konsumsi tablet tambah darah (TTD), asupan gizi bumil, dan keluarga berencana (KB). Hal -- hal tersebut perlu disampaikan karena memiliki kaitan yang erat dan menjadi penyebab stunting pada anak serta angka kematian ibu (AKI) salah satunya akibat pre -- eklampsia. Hal tersebut sesuai dengan kondisi Kabupaten Jember yang masih memiliki angka stunting maupun AKI yang tergolong tinggi3,4.
1https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/1388/mengenal-apa-itu-stunting
2https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/infografis/20180410/2929451/apa-itu-stunting/
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H