Selasa, 2 Agustus 2022 │ DESA KLOMPANGAN, JEMBER - Kabupaten Jember mengadakan KKN kolaboratif dengan menerjunkan mahasiswa – mahasiswa yang berasal dari 13 Universitas se-Kabupaten Jember. Seperti halnya kelompok 81 KKN kolaboratif terdiri dari Universitas Jember, Akademi Farmasi Jember, Universitas dr. Soebandi, dan Universitas Islam Jember. KKN kolaboratif ini bertujuan untuk meningkatkan tali persaudaraan antar universitas dan mewujudkan visi misi Kabupaten Jember dalam aspek ekonomi dan sosial. Kelompok 81 KKN Kolaboratif ditugaskan untuk melakukan pengabdian masyarakat di Desa Klompangan, Kecamatan Ajung, Kabupaten Jember.
Desa Klompangan merupakan desa yang cukup strategis berjarak 11 Km dari arah titik pusat Kabupaten Jember. Desa Klompangan adalah salah satu dari tujuh desa di wilayah Kecamatan Ajung Kabupaten Jember yang terdiri dari 5 dusun, dimana setiap dusun terdapat RT dan RW dengan bapak Drs. Moh. Sofyan sebagai kepala desa. Kelima dusun tersebut yaitu Curah Kates, Durenan, Krajan, Pondok Labu, dan Sumuran. Jumlah penduduk di desa tersebut sebanyak 10.010 jiwa yang terdiri dari 5.104 laki – laki dan 4.906 perempuan.
Secara budaya, desa Klompangan adalah masyarakat yang memegang kuat budaya tradisional. Kehidupan sosial budaya masyarakat Desa Klompangan banyak dipengaruhi oleh nilai – nilai agama islam. Nilai-nilai islami yang menjadi ciri khas di Desa Klompangan contohnya adalah pengajian yang diadakan rutin oleh warga, khataman Al-Qur’an setiap minggu, dan perayaan malam 1 muharam dengan pawai obor yang dilakukan pada Sabtu (30/07/2022).
Selain nilai budaya, Desa Klompangan memiliki segudang potensi alam yang dapat dikembangkan menjadi produk atau ciri khas desa. Potensi alam yang ada antara lain padi, palawija, jagung, tanaman hias, jeruk bali, pohon duku, dan jamur janggel (jamur yang berasal dari fermentasi tongkol jagung). Pada tahun 2009, Desa Klompangan oleh pemerintah kabupaten akan diproyeksikan menjadi sentra tanaman duku. Hal ini dikarenakan duku yang ditanam di Klompangan memiliki cita rasa yang lebih unggul bahkan jika dibandingkan dengan duku yang berasal dari Malang. Kelebihan duku Klompangan, diantaranya berkulit tebal, bentuknya mulus kuning langsat dan bulat, manis serta tidak mudah busuk dan tahan lama sampai berminggu-minggu setelah dipetik dari pohonnya.
Salah satu petani Duku Bapak Gunawan yang ditemui menuturkan bahwa Duku di desa Klompangan memiliki kualitas yang tinggi.
“Duku disini memiliki rasa yang enak, sehingga dalam 1 kg bisa dihargai hingga Rp 20.000,00. Namun, tetap perlu penguatan dalam pembibitan, budidaya, dan pemasarannya.” ucap Bapak Gunawan.
Produk unggulan lainnya di Desa Klompangan adalah di bidang pertamanan, penghasil rumput taman dan pembuatan serta perawatan dibidang pertamanan yang berada di Dusun Curah Kates dan Dusun Sumuran.
“Tanaman hias yang dihasilkan disini sudah sangat terkenal mas terutama rumput mutiaranya, bahkan sampai dicari di berbagai daerah seperti Bondowoso, Banyuwangi, Jember, Situbondo, dan Bali. Untuk 1 meter rumput mutiara dihargai Rp 10.000,00.” ujar Bapak Samsul Hadi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H