Mohon tunggu...
KKN Kolaboratif72
KKN Kolaboratif72 Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Perguruan Tinggi Se-Kabupaten Jember

Kuliah Kerja Nyata Kolaboratif Kelompok 72 Perguruan Tinggi Se-Kabupaten Jember

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

KKN Kolaboratif Kelompok 72: Potensi UMKM Gerabah di Desa Kertonegoro, Kec. Jenggawah, Kab. Jember, Jawa Timur

29 Juli 2022   17:02 Diperbarui: 29 Juli 2022   17:16 547
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kunjungan ke salah satu pengrajin gerabah, dokpri

29/07/2022 - KERTONEGORO. Mahasiswa KKN Kolaboratif Kelompok 72 yang terdiri dari 13 Perguruan Tinggi telah mengunjungi beberapa tempat Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang terdapat di Desa Kertonegoro. Desa Kertonegoro adalah salah satu desa yang berada di Kecamatan Jenggawah Kabupaten Jember. Usaha Mikro Kecil Menengah(UMKM) itu sendiri dapat didefinisikan sebagai usaha ekonomi produktif yang dimiliki oleh perorangan atau perusahaan menurut kriteria Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008. Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang kami kunjungi beberapa diantaranya adalah UMKM Gerabah yang terdiri dari cobek, kendi, celengan, pot bunga anggrek, dan lain sebagainya.

Pertama, kelompok kami melakukan kunjungan pada UMKM milik Ibu Siti Rofiah dan Bapak Tasni. Beliau adalah seorang pemilik usaha gerabah yang memproduksi cobek dan kendi. Kendala yang seringkali dialami dalam proses produksi terletak pada alat dikarenakan alat yang kurang memadai sehingga, proses produksi masih dilakukan secara manual. Selain itu, pemasaran produk yang mereka lakukan hanya terbatas di pasar sekitar tempat tinggalnya saja. Tingkat pendapatan yang diperoleh dari proses produksi gerabah pun belum dapat dikatakan tinggi.

Selanjutnya, kelompok kami juga mengunjungi UMKM milik Ibu Sulastin. Beliau adalah seorang pemilik usaha gerabah berupa celengan dan pot bunga anggrek. Proses produksi gerabah masih minim permintaan sehingga, jumlahnya masih dapat terbilang jarang dilakukan karena terdapat kendala pada bahan baku. "Bahan baku berupa solar masih susah didapatkan," ujar Ibu Sulastin ketikamenjelaskan kendala selama proses produksi gerabah. Meskipun begitu, UMKM milik Ibu Sulastin ini memiliki kelebihan yang membuat produknya terlihat unik dan menarik, karena tidak semua pengrajin dapat membuat gerabah berupa celengan dengan tangan-tangan yang handal seperti, milik Ibu Sulastin.

Kunjungan terakhir kami yaitu pada UMKM gerabah milik Bapak Bagyo. Bapak Bagyo merupakan sosok yang penuh semangat dan menyukai hal baru. Hambatan dalam produksi gerabah menjadi tantangan yang sangat menarik bagi beliau. Beliau telah menciptakan inovasi yang berbeda dari usaha lain, dimana beliau menciptakan sendiri alat atau mesin gerabah dengan berbagai macam jenis cetakan, sehingga proses produksi gerabah yang dilakukan Bapak Bagyo tidak menggunakan cara manual lagi. Inovasi dan inisiatif yang dimiliki oleh Bapak Bagyo dalam menciptakan mesin cetak gerabah ini dapat menghemat waktu dan tenaga. Dahulu yang awalnya semua produksi gerabah dilakukan secara manual dan hanya bisa memproduksi 20 buah cobek, kini dalam sehari dengan menggunakan mesin dapat menghasilkan sepuluh kali lipat cobek. "Dengan menggunakan mesin, saya bisa memproduksi sebanyak 200 buah cobek setiap hari," ujar Bapak Bagyo.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun