Mohon tunggu...
KKN KOLABORATIF221
KKN KOLABORATIF221 Mohon Tunggu... Mahasiswa - profesi sebagai mahasiswa, KKN kolaboratif

hobi memasak, topik konten favorit tentang kesehatan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Inovasi Mahasiswa KKN: Budidaya Polybag di Desa Sukowiryo untuk Masa Depan Anak Bebas Stunting

3 September 2024   11:48 Diperbarui: 3 September 2024   11:55 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
by : KKN Kolaboratif 221

Sukowiryo, Kamis 15 Agustus 2024 -- KKN Kolaboratif#3 Kelompok 221

Mahasiswa KKN Kolaboratif 221 kembali menunjukkan komitmen mereka dalam mengabdi kepada masyarakat dengan menghadirkan program inovatif di Desa Sukowiryo. Kali ini, mereka memperkenalkan budidaya tanaman dengan metode polybag sebagai upaya untuk mendukung ketahanan pangan dan mengatasi masalah stunting yang masih menjadi perhatian di desa tersebut.

Desa Sukowiryo merupakan desa yang mana memiliki rasa kepedulian sangat tinggi bagi tanaman yang sudah menjadi prioritas utama bagi petani dan masyarakat sekitar. Mayoritas masyarakat desa Sukowiryo ialah seorang petani, dengan menerapkan teknik budidaya yang ramah lingkungan dan pemanfaatan lahan kosong mahasiswa KKN Kolaboratif kelompok 221 Sukowiryo berinisiatif melakukan sosialisasi mengenai ketahanan pangan sekaligus untuk mencegah stunting. Mahasiswa KKN kolaboratif kelompok 221 membuat sebuah program kerja Sosialisasi dengan judul "Kebun Keluarga" yang bertujuan untuk mendukung kemandirian masyarakat dalam memenuhi kebutuhan pangannya maupun untuk menambah penghasilan dengan optimalisasi lahan pekarangan  rumah dengan penanaman tanaman sehat.

Program budidaya polybag ini tidak hanya berfokus pada penanaman sayuran yang bergizi tinggi, seperti bayam, kangkung, dan tomat, tetapi juga menyasar peningkatan pengetahuan masyarakat tentang pentingnya asupan gizi untuk anak-anak. Sebagaimana diketahui, stunting atau kondisi pertumbuhan terhambat akibat kekurangan gizi pada masa kanak-kanak, masih menjadi masalah yang cukup serius di beberapa daerah, termasuk di Sukowiryo.

Tanaman sehat yang di bagikan kepada warga sukowiryo yaitu bibit tanaman tomat dan bibit tanaman bayam. Mahasiswa KKN Kolaboratif 221 memilih membagikan tanaman tomat dan bayam di karenakan memiliki banyak manfaat bagi nutrisi ibu hamil ataupun balita, terutama dalam mencegah terjadinya stunting.

Ketua KKN Kolaboratif 221, bahwa program ini berangkat dari keprihatinan mereka terhadap kondisi anak-anak di desa tersebut yang sebagian besar mengalami kekurangan gizi. "Kami ingin memberikan solusi yang praktis dan berkelanjutan untuk membantu masyarakat memenuhi kebutuhan gizi anak-anak mereka. Budidaya polybag adalah salah satu cara yang efektif karena mudah diterapkan, terutama di lahan yang terbatas," ujar Titis Maulida sebagai PJ Proker ini.

by : KKN Kolaboratif 221
by : KKN Kolaboratif 221

Metode polybag yang dipilih sangat cocok diterapkan di Desa Sukowiryo yang memiliki lahan pertanian terbatas. Selain itu, teknik ini juga memungkinkan masyarakat untuk menanam berbagai jenis sayuran di pekarangan rumah mereka sendiri, tanpa membutuhkan lahan yang luas. Para mahasiswa memberikan pelatihan intensif kepada warga desa, mulai dari cara menyiapkan polybag, memilih jenis tanaman, hingga teknik perawatan yang tepat.

Tidak hanya itu, dalam rangkaian program ini, mahasiswa KKN juga bekerjasama dengan bidan desa dan puskesmas setempat untuk memberikan penyuluhan gizi kepada ibu-ibu hamil dan balita. Mereka diajarkan tentang pentingnya mengkonsumsi sayuran dan buah-buahan segar, yang mudah didapatkan dari hasil budidaya polybag ini. "Kami berharap dengan adanya program ini, masyarakat dapat lebih mandiri dalam memenuhi kebutuhan gizi keluarga, sehingga kasus stunting di Desa Sukowiryo bisa berkurang secara signifikan," tambah Titis Maulida.

Sambutan dari warga desa pun sangat positif. "Saya sangat senang dengan adanya program ini. Sekarang saya bisa menanam sayur di rumah dan langsung memberikannya kepada anak-anak. Semoga anak-anak kami bisa tumbuh sehat dan tidak lagi kekurangan gizi," kata Ibu Sri Hartini salah satu warga yang ikut serta dalam pelatihan.

Program budidaya polybag ini diharapkan tidak hanya berdampak pada peningkatan asupan gizi masyarakat, tetapi juga sebagai langkah awal untuk mewujudkan Desa Sukowiryo yang mandiri pangan. Keberhasilan program ini juga menjadi contoh konkret dari kontribusi mahasiswa KKN dalam mendukung pembangunan desa dan mengatasi permasalahan stunting yang masih menjadi tantangan di Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun