Mohon tunggu...
KKN KOLABORATIF 211
KKN KOLABORATIF 211 Mohon Tunggu... Mahasiswa - KKN KOLABORATIF 211

KKN KOLABORATIF 211 DESA SUKOSARI KECAMATAN SUKOWONO KABUPATEN JEMBER

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

KKN Kolaboratif 211 Sukosari Melakukan Re-branding dan Membantu Menyediakan Media Pemasaran Pandai Besi Sukosari

24 Agustus 2022   18:27 Diperbarui: 24 Agustus 2022   18:33 283
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Desa Sukosari, Kecamatan Sukowono, Kabupaten Jember merupakan salah satu desa yang terkenal dengan profesi pandai besi. Profesi pandai besi atau pandai wesi sudah dikenal sejak dulu dan bahkan telah tercatat di sejumlah prasasti Jawa Kuno. Industri pandai besi merupakan usaha pengadaan barang yang terbuat dari besi, yang awalnya hanya dibuat sebagai senjata tradisional saja. 

Seiring dengan perkembangannya, pembuatan senjata bergeser menjadi bentuk usaha pembuatan alat-alat rumahan seperti pisau dapur, pisau sembelih, parang, clurit hingga gergaji. Hal tersebut dikomersilkan dan digunakan untuk keperluan rumah tangga.

Di Sukosari, keahlian dan ketrampilan menempa besi secara tradisional ini masih ditekuni oleh segelintir orang. Bahkan masih diwariskan turun temurun ke generasi berikutnya dan bertahan hingga sekarang. Salah satu pengusaha besi yang ada di Desa Sukosari yang masih menurunkan keahliannya adalah usaha pandai besi milik Bapak Satul yang telah dilanjutkan oleh anak beliau, yaitu Bapak Suhairi. Usaha pandai besi ini telah didirikan kurang lebih 7 tahun dan telah melewati pasang surutnya pesanan terlebih pada masa COVID-19.

Pada awal pembukaan usaha, beliau menjual alat-alat dalam bentuk eceran. Namun, seiring berjalannya waktu, usaha beliau memiliki pelanggan tetap. Pelanggan tetap paling banyak berasal dari Pulau Bali, yang nantinya barang tersebut akan dikirim ke mancanegara. Hal ini yang menjadikan prospek bagus dari usaha pandai besi. 

Pengiriman barang dari usaha ini menggunakan mobil, untuk biaya pengiriman masih ditanggung oleh Bapak Suhairi sebagai penjual. Selain itu penjualannya masih menggunakan Whatsapp dan tidak memiliki sarana pemasaran secara online. Hal inilah yang mendorong kelompok KKN 211 Desa Sukosari untuk melakukan re-branding.

dokpri
dokpri
Upaya awal yang dilakukan mahasiswa KKN yaitu membahas mengenai logo bersama pemilik usaha, karena sebelumnya usaha pandai besi ini belum memiliki logo. 

Setelah hal tersebut dilakukan, diperolehlah sebuah logo yang dibuat oleh mahasiswa KKN Kolaboratif 211 yang di dalamnya memiliki berbagai filosofi. Logo tersebut menggunakan warna dasar yaitu coklat, yang memiliki makna sebagai pondasi kehidupan, bahwa usaha pandai besi ini memiliki pondasi yang kuat untuk merambah lebih jauh dalam pemasarannya. 

Pada bagian tengah logo bertuliskan S2 yang merupakan gabungan dari huruf depan pemilik usaha yaitu Bapak Satul dan Bapak Suhairi. Tulisan S2 tersebut dilingkari oleh tulisan Sukosari Pandai Besi yang menyatakan bahwa meskipun usaha Bapak Satul dan Bapak Suhairi ini telah dikenal diberbagai pulau, identitas asli bahwa barang tersebut dihasilkan di Desa Sukosari. 

Selain itu merupakan bentuk pengenalan potensi Desa Sukosari sebagai desa yang memiliki berbagai potensi. Pada bagian bawah ditambahkan nomor telepon pemilik yang dapat memudahkan orang untuk menghubungi dan melakukan pemesanan usaha sehingga omset dari usaha ini semakin bertambah.

dokpri
dokpri

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun