Pemerintah Kabupaten Jember turut menyukseskan imunisasi lewat Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN) pada bulan Agustus 2022. Beberapa desa di Kabupaten Jember, salah satunya Desa Pringgondani juga ikut berpartisipasi dalam pelaksanaan BIAN tersebut.Â
Pemberian tambahan imunisasi Campak-Rubella dan juga imunisasi kejar untuk anak yang masih belum mendapatkan imunisasi secara lengkap menjadi  salah satu kegiatan BIAN. Pelaksanaan BIAN di Desa Pringgondani sendiri dilakukan pada beberapa tempat posko atau fasilitas kesehatan, seperti posyandu.
Dalam mendukung kegiatan BIAN, kelompok KKN 207 yang berasal dari kolaborasi Universitas dr Soebandi, Universitas Jember dan STIKes Bhakti Al-Qodiri serta kerja sama dengan LP2M Unej didampingi dosen pembimbing Ns. Anita Fatarona, S.Kep.,M,Kep dalam program KKN Kolaboratif Perguruan Tinggi Se-Kabupaten Jember Tahun 2022 memiliki empat program kerja dalam membantu Desa Pringgondani.Â
Salah satu program kerja tersebut membahas mengenai stunting. Dengan diadakannya kegiatan BIAN tersebut menjadikan suatu peluang bagi kelompok KKN 207 untuk melakukan sosialisasi mengenai stunting. Mengingat Kabupaten Jember masih memiliki angka stunting yang cukup tinggi dan terus melakukan upaya untuk menurunkan angka stunting.
Pada hari Selasa (2/8/2022) lalu diadakan BIAN pada beberapa posyandu di Desa Pringgondani, yaitu posyandu Ketibil dan Plalangan. Bersamaan dengan kegiatan tersebut, bidan, perawat, serta mahasiswa kelompok KKN 207 turut terjun dalam melayani ibu -- ibu dan balita. Selain itu, dilakukan sosialisasi mengenai stunting untuk terus memberikan pemahaman kepada masyarakat Desa Pringgondani, khususnya ibu -- ibu.
Sosialisasi stunting yang dilakukan oleh kelompok KKN 207 dilakukan dengan penyampaian materi secara oral. Beberapa materi yang diberikan seperti pentingnya 1000 Hari Pertama Kelahiran (HPK), gejala anak yang stunting, dampak dan bahaya stunting, hingga cara mencegah stunting.Â
Selain penyampaian materi secara oral juga menyebarkan leaflet untuk lebih memahami materi stunting. Berdasarkan pengakuan Ibu Zahra yang menjadi salah satu peserta posyandu Ketibil mengaku masih belum memahami arti dari stunting saat diwawancarai.
"Setahu saya, stunting itu ya ada obatnya Mbak" ungkap Ibu Zahra saat diwawancarai tentang ketersediaan obat pada anak stunting oleh Safira, salah satu mahasiswa kelompok KKN 207.
Dengan diadakan kegiatan BIAN dan sosialisasi stunting di Desa Pringgondani, kelompok KKN 207 menargetkan terdapat beberapa impact yang terjadi, antara lain mencegah turunnya tingkat kasus stunting pada Desa Pringgondani, tersedianya informasi mengenai stunting sebagai sarana edukasi untuk masyarakat, dan meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya stunting.Â