Bebas stunting merupakan sebuah bentuk tagar harapan yang sedang dikejar oleh pemerintah daerah setempat dalam memutus angka stunting di Kabupaten Jember. Dalam hal ini, bebas stunting di Desa Randuagung juga turut termasuk dari salah satu bagian dari tujuan Pemerintah Kabupaten Jember. Pasalnya memang kasus stunting di desa ini terbilang cukup tinggi dibanding desa-desa lain. Setidaknya di Desa Randuagung pada tahun ini tercatat sebanyak 77 balita terindikasi stunting. Dari angka tersebut, sejumlah 20 diantaranya masih berusia di bawah dua tahun.
Berangkat dari temuan data stunting tersebut, para mahasiswa KKN berusaha untuk menguak secara dalam mengenai permasalahan stunting yang terjadi di Desa Randuagung. Hal pertama yang dilakukan para mahasiswa KKN ialah dengan mengikuti kegiatan Posyandu yang diselenggarakan secara bergilir di Desa Randuagung. Mulanya, kegiatan Posyandu diawali di Dusun Sumber Malang pada tanggal 5 Agustus 2022. Kemudian sisanya disambung di Dusun Sumber Kokap, Dusun Sumber Tengah, Dusun Pandian, serta terakhir Dusun Mumbul.
Dari kegiatan Posyandu yang telah diikuti, mahasiswa KKN berusaha untuk menyibak lebih dalam terkait penyebab terjadi stunting yang selama ini terjadi di Desa Randuagung. Dari hasil pengamatan yang dilakukan oleh para mahasiswa dengan dibantu oleh perangkat desa terkait, serta penuturan kader Posyandu, mendapatkan hasil bahwa kurangnya pemenuhan gizi yang seimbang dianggap menjadi salah satu penyebab timbulnya stunting di wilayah Desa Randuagung.
Oleh karena itu, menyadari bahwa pemenuhan gizi masih dianggap kurang, di sini para mahasiswa KKN menginisiatifkan adanya kegiatan mini demo masak yang ditujukan kepada para ibu-ibu yang memiliki anak balita. Dalam hal ini, mahasiswa KKN memaparkan tata cara pembuatan masakan dengan kandungan pemenuhan gizi yang cukup kepada para ibu-ibu. Adapun pada kesempatan ini mahasiswa KKN menyajikan dua sampel makanan, yaitu berupa puding kacang hijau dan bubur cakalang tahu. Dua sampel yang diambil tersebut dipilih berdasarkan penyesuaian jenis bahan baku masakan yang mudah didapatkan di sekitar desa. Adapun bahan-bahan tersebut mencakup kacang hijau, santan bubuk, agar-agar plain, beras, ikan cakalang, tahu, wortel, dan kentang. Selain itu, secara harga bahan-bahan tersebut juga termasuk bahan-bahan ekonomis atau terjangkau.
Kacang hijau sendiri memiliki ragam kandungan  gizi yang dibutuhkan oleh ibu hamil dan menyusui. Hal ini yang mencakup asam folat, magnesium, vitamin A, B, C, E, K, magnesium, kalsium, zat besi dan lainnya. Selain itu, mengonsumsi kacang hhijau dapat menghindarkan bayi dari risiko cacat saraf, meningkatkan kecerdasan bayi. Selain itu kandungan kalium dan potasium pada kacang dapat meningkatkan kesehatan jantung, serta antioksidan dalam kacang hijau dapat meningkatkan kekebalan tubuh.Â
Sementara itu, ikan cakalang dibutuhkan agar dapat menyehatkan otak dan mata, menjaga kesehatan jantung, serta menyehatkan kelenjar tiroid. Sebab pada ikan cakalang mengandung omega-3 DHA, omega-3 EPA yang dibutuhkan oleh ibu hamil dan menyusui.
Kegiatan yang diadakan di balai desa ini dihadiri oleh Bapak Sunaryo selaku kepala desa setempat. Sementara itu, pada acara ini mengundang sebanyak 30 ibu-ibu yang tersebar dari berbagai dusun. Kemudian, dalam serangkaian kegiatan yang berlangsung kurang lebih satu jam diisi dengan penyampaian materi presentasi yang berkaitan dengan poin pentingnya pemberian makanan yang bergizi kepada anak, serta dilanjut dengan pemaparan tentang step by step pembuatan dua sampel makanan kepada para ibu-ibu. Bahan materi power point dibuat semenarik mungkin untuk memudahkan para ibu-ibu dalam menangkap dan mencermati pemaparan presentasi yang disajikan oleh mahasiswa KKN.
Acara yang berlangsung di balai desa ini berjalan dengan lancar serta tidak terkesan monoton. Sebab, sedari awal pemaparan materi telah dikonsep secara informal dengan memadukan Bahasa Indonesia dengan Bahasa Madura sepanjang presentasi yang dilakukan. Selain itu, antusias terlihat para ibu-ibu dengan seksama memperhatikan jalannya pemaparan presentasi materi yang diberikan. Selain itu, antusiasme para undangan juga sangat luar biasa. Hal ini terlihat dari adanya feedback yang diberikan oleh beberapa ibu-ibu yang hadir. Setelah pemaparan materi selesai, disambung dengan pembagian dua sampel makanan yang telah dibuat sebelumnya Kemudian di akhir kegiatan ditutup dengan pembagian bahan pokok makanan berupa kacang hijau dan telur kepada ibu-ibu undangan. Ini diharapkan dapat menjadi salah satu dukungan dari pemerintah desa dalam upaya pemenuhan gizi yang seimbang bagi balita di Desa Randuagung.