Pakusari, 5 Agustus 2024 -- Angka Stunting yang tinggi di Desa Pakusari memicu keprihatinan mendalam di kalangan masyarakat dan pemerintah. Untuk menjawab tantangan ini, BKKBN (Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional) Kecamatan Pakusari bekerja sama dengan Mahasiswa KKN Kolaboratif Kelompok 171 Jember mengadakan acara Sosialisasi Pencegahan Stunting di Balai Desa Pakusari. Mereka menyelenggarakan acara pada Senin pukul 10 pagi untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang stunting, faktor-faktor penyebabnya, serta langkah-langkah preventif yang bisa diambil, terutama bagi keluarga yang berpotensi melahirkan anak stunting.
Stunting, yang menjadi salah satu masalah kesehatan serius di Indonesia, merupakan kondisi gagal tumbuh pada anak akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang, terutama dalam 1.000 hari pertama kehidupan.Kondisi ini tidak bisa diobati sepenuhnya setelah anak melewati masa tersebut,namun dampaknya dapat diminimalisir melalui upaya pencegahan yang intensif dan tepat sasaran.
Berbagai pihak penting yang terlibat dalam upaya pencegahan stunting di Desa Pakusari menghadiri acara ini. Di antara mereka adalah Ibu Dian, Koordinator BKKBN Kecamatan Pakusari, Kepala Desa Pakusari, Kepala Dusun Pakusari, Ketua Kader TPK, serta seluruh Mahasiswa KKN Kolaboratif Kelompok 171 Jember. Kepala Dusun Pakusari membuka acara dengan sambutan yang menekankan urgensi pencegahan stunting di desa ini. "Ketersediaan air bersih yang layak, yang harus bebas dari bau dan memiliki rasa tawar, adalah salah satu faktor kunci dalam mencegah stunting." Ia juga mengingatkan bahwa "pencegahan stunting tidak hanya bergantung pada pemenuhan kebutuhan gizi, tetapi juga pada kondisi lingkungan yang sehat."
Ibu Dian, sebagai Koordinator BKKBN Kecamatan Pakusari, dalam sambutannya menyampaikan terima kasih yang mendalam kepada Mahasiswa KKN Kolaboratif Kelompok 171 Jember atas antusiasme mereka dalam mempersiapkan acara sosialisasi ini. Ia menekankan, "Pencegahan stunting harus dimulai bahkan sebelum seorang anak lahir, melalui perhatian intensif terhadap calon ibu dan keluarga yang berisiko tinggi melahirkan anak stunting." Ibu Dian juga menggarisbawahi pentingnya kerjasama lintas sektor dalam menangani masalah stunting, mulai dari pemerintah, tenaga kesehatan, hingga komunitas lokal.
Setelah sesi sambutan, acara berlanjut dengan pemaparan materi oleh dua Mahasiswi KKN Kolaboratif, Indri dan Ilya, yang secara sistematis mengupas tentang stunting, mulai dari definisi, faktor risiko, hingga strategi pencegahan yang dapat diterapkan di lingkungan keluarga. Mereka menjelaskan, "Para peserta diperkenalkan pada berbagai tanda-tanda stunting yang harus diwaspadai oleh orang tua, seperti pertumbuhan yang terhambat dan berat badan yang tidak sesuai dengan umur anak." Mereka juga menekankan, Pentingnya asupan gizi yang cukup dan seimbang sejak masa kehamilan hingga anak berusia dua tahun.
Pemaparan yang disampaikan dengan dasar ilmiah ini memicu sesi tanya jawab yang interaktif. Para kader TPK aktif mengajukan berbagai pertanyaan, yang dijawab secara komprehensif oleh Indri dan Ilya, dibantu oleh Ibu Dian dan timnya. Indri menambahkan, "Sesi ini tidak hanya menambah pengetahuan para peserta, tetapi juga memberikan panduan praktis tentang langkah-langkah yang bisa diambil untuk mencegah stunting di lingkungan mereka masing-masing."
Bagian akhir dari acara ini diisi dengan pemaparan tata cara mendata keluarga-keluarga yang berpotensi melahirkan anak stunting. Para kader TPK mendapat penjelasan rinci tentang indikator-indikator yang harus diperhatikan dalam melakukan pendataan, seperti status gizi ibu hamil, kondisi lingkungan, serta riwayat kesehatan keluarga. Mahasiswa KKN Kolaboratif 171 Jember akan mendampingi pendataan ini sebagai bagian dari upaya berkelanjutan untuk menurunkan angka stunting di Desa Pakusari.
Acara ini ditutup dengan sesi foto bersama sebagai simbol sinergi dan kolaborasi antara Mahasiswa KKN, BKKBN, serta masyarakat Desa Pakusari. Masyarakat desa memberikan apresiasi tinggi kepada Mahasiswa KKN Kolaboratif 171 Jember atas kontribusi mereka dalam upaya pencegahan stunting. Mereka berharap,Kegiatan ini akan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pencegahan stunting, sehingga dapat menciptakan generasi masa depan yang lebih sehat dan berkualitas.