Pringgowirawan adalah salah satu desa yang terletak di bagian barat Kabupaten Jember. Terciptanya nama Pringgowirawan dilatarbelakangi oleh suatu cerita rakyat yang menjadi legenda di lingkungan tersebut. Desa Pringgowirawan, dahulu dikenal sebagai Desa Batu Urip, kerap mengalami peristiwa aneh yang disaksikan oleh Pak Pringgowi, seorang tokoh masyarakat yang dihormati masyarakat setempat. Salah satu kejadian yang paling mencolok adalah kemunculan batu bersinar yang bergerak mengelilingi desa pada malam Jumat Legi. Pak Pringgowi kerap menceritakan fenomena ini kepada warga desa.
Setelah wafatnya Pak Pringgowi, di Desa Batu Urip sering terjadi insiden pembunuhan yang menjadikannya suatu daerah yang rawan kriminalitas. Menanggapi situasi ini, Pak Nurbudin, salah seorang sesepuh dan tokoh masyarakat, mengusulkan perubahan nama desa menjadi Pringgowirawan. Nama ini merupakan kombinasi dari nama Pak Pringgowi dan kata "rawan", mencerminkan masa lalu desa yang penuh gejolak. Sejak saat itu, desa ini dikenal sebagai Pringgowirawan dan nama tersebut tetap digunakan hingga kini.
Desa Pringgowirawan memiliki luas wilayah 863,356 Ha dengan topografi ketinggian berupa dataran tinggi yang terletak di ketinggian 40 mdpl. Secara administrasi, Desa Pringgowirawan terletak di wilayah Kecamatan Sumberbaru, Kabupaten Jember. Wilayah Desa Pringgowirawan terbagi menjadi lima dusun, yaitu Dusun Wedusan, Dusun Sumber Uling, Dusun Sumber Kijing, Dusun Racekan, serta Dusun Krajan, sebagai pusat pemerintahan. Balai Desa Pringgowirawan terletak di Dusun Krajan RT 14 RW 003 dengan menempati area lahan seluas 250 m2. Jumlah penduduk Desa Pringowirawan mencapai 10.144 jiwa dengan 73 keluarga.
Mata pencaharian masyarakat Desa Pringgowirawan sebagian besar adalah pedagang dan petani. Mayoritas masyarakat di desa ini mengembangkan usaha di bidang perdagangan dan jasa untuk menghidupi kebutuhan sehari-hari. Hal ini menunjukkan bahwa sektor perdagangan memiliki peran yang sangat penting dalam perekonomian desa. Salah satu UMKM yang ada yaitu keripik singkong. Hal ini seiring dengan banyaknya petani singkong. Usaha keripik singkong di Desa Pringgowirawan dijalankan oleh beberapa pelaku rumah tangga. Banyaknya UMKM keripik singkong tentunya menimbulkan penumpukan limbah kulit singkong yang menjadi permasalahan yang dihadapi oleh desa ini. Limbah kulit singkong adalah limbah yang dapat dimanfaatkan kembali menjadi beberapa olahan. Salah satu olahan yang sebelumnya pernah di buat oleh beberapa kelompok dan komunitas adalah keripik kulit singkong.
Saat ini, Desa Pringgowirawan dipimpin oleh H. Alim selaku kepala desa. Visi Desa Pringgowirawan terfokus pada pemberdayaan potensi desa, yaitu “Membangun desa dengan pengembangan potensi lokal untuk mewujudkan masyarakat mandiri, berdikari, dan bermartabat”. Dalam rangka mewujudkan hal tersebut, misi desa perlu direalisasikan, yang meliputi tata Kelola pemerintahan desa yang modern, transparan, akuntabel, dan partisipatif; penyediaan sarana dan prasarana pelayanan dasar bagi masyarakat di bidang pendidikan, Kesehatan, dan ekonomi; peningkatan dan perbaikan infrastruktur desa sebagai penunjang utama kesejahteraan masyarakat; penyediaan media dan promosi bagi berkembangnya UMKM; serta pengembangan potensi masyarakat di bidang agama, seni, budaya, dan olahraga.
sumber:
Sistem Informasi Desa (SID) Kementrian Desa (Kemendesa)
