Serangkaian kegiatan KKN dimulai dengan adanya pelepasan Mahasiswa KKN Kolaboratif periode #2 di Alun-Alun Kota Jember pada 17 Juli 2023 oleh Bupati Jember, Ir. H. Hendy Siswanto, ST. Mahasiswa yang ikut serta sebagai peserta berasal dari 18 Perguruan Tinggi di Jember, Malang, dan Surabaya dengan total sebanyak 246 Kelompok diterjunkan ke berbagai desa di Kabupaten Jember. Kegiatan KKN Kolaboratif #2 diusung oleh pemerintah Kabupaten Jember guna mewujudkan SDGs di setiap desa yang berada di Jember dengan adanya kolaborasi antar perguruan tinggi.
Desa Balung Kidul menjadi salah satu dari bagian desa yang dijadikan sebagai lokasi KKN kolaboratif kelompok 96 yang terletak di Kecamatan Balung, Kabupaten Jember. Desa ini memiliki penduduk sejumlah 4.865 jiwa menjadikannya sebagai desa dengan populasi penduduk paling rendah di Kecamatan Balung. Peserta KKN kolaboratif datang ke Desa Balung Kidul setelah dilakukannya penerimaan oleh camat Kecamatan Balung yang disambut hangat oleh perangkat desa dan warga sekitar. Sebanyak 13 mahasiswa gabungan yang berasal dari Universitas Jember, Universitas PGRI Argopuro, dan Universitas dr. Soebandi melakukan kolaborasi menjadi satu kelompok kerja terhitung mulai dari 17 Juli 2023 sampai dengan 25 Agustus 2023.
Selama keseharian yang dilakukan tim KKN kolaboratif 96 dalam satu minggu terakhir, diketahui dalam bahasa sehari-harinya masyarakat desa Balung Kidul mayoritas menggunakan bahasa Madura, hanya beberapa yang menggunakan bahasa Jawa dan bahasa Indonesia. Ketua RT setempat mengatakan sebagian besar penduduk desanya memiliki mata pencaharian sebagai petani, disisi lain terdapat juga beberapa penduduk memiliki usaha UMKM yang cukup berkembang stabil dari sasaran jangkauan Jember sampai meluas ke Banyuwangi dan kabupaten sekitar. Beberapa UMKM yang ada di Desa Balung Kidul berupa usaha kerupuk, susu kedelai, dan keripik singkong. Ketiga usaha tersebut rata-rata merupakan usaha rumahan yang sudah dijalankan selama bertahun-tahun yang rata-rata memilki kendala berupa cuaca dan terbatasnya tenaga kerja sehingga menjadi penyebab terhambatnya jalan bisnis sehingga orderan yang masuk dan keluar terbatas. Walau demikian setiap UMKM yang ada sudah memiliki pelanggan tetap dan tingkat penjualan setiap harinya stabil.
Akses menuju Desa Balung Kidul sendiri cukup memadai serta memiliki kondisi lingkungan yang asri disebagian wilayahnya, akan tetapi sungai disekitar masih memiliki cukup banyak sampah terlebih kondisi sungai kering mengakibatkan sampah-sampah yang menumpuk terlihat langsung, sehingga mengakibatkan area sekitar sungai tercemar. Walau demikian, lingkungan sekitar masih terlihat cukup asri, keasrian yang didapatkan dikarenakan terdapat pepohonan, hamparan sawah, dan keadaan lingkungan sekitar perumahan warga yang terjaga kebersihannya. Padatnya perumahan warga Desa Balung Kidul ini juga menimbulkan hubungan silahturahmi warga yang tinggi, dimana setiap masyarakat saling sapa menyapa antar tetangga dan berkunjung satu sama lain, adanya pengajian dan solawatan, serta anak-anak yang bermain sepedah dan layangan bersama. Tingkat keamanan yang terdapat di desa ini juga cukup tinggi terbukti dengan adanya kegiatan ronda di setiap malam yang di lakukan. Budaya yang diterapkan dalam keseharian warga Desa Balung Kidul ini merupakan bentuk hubungan sosial yang patut dicontoh guna mempererat hubungan antar warga serta menciptakan rasa aman dan nyaman setiap warga dalam berkegiatan sehari-hari.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H