Kompasiana - Terhitung sejak tanggal 23 Juli 2022 - 26 Agustus 2022, sebanyak 13 perguruan tinggi se-Kabupaten Jember resmi melakukan KKN Kolaboratif yang akan tersebar di beberapa desa di Kabupaten Jember. Â Kelompok 25 KKN Kolaboratif ditugaskan untuk melakukan pengabdian di Desa Wringintelu, Kecamatan Puger, Jember. Terdapat 10 orang yang berasal dari beberapa perguruan tinggi yang berbeda (6 dari Universitas Jember, 2 dari Universitas Muhammadiyah Jember, 1 dari Universitas Islam Jember, dan 1 dari Universitas PGRI Argopuro Jember) siap untuk membantu mengembangkan potensi Desa Wringintelu.
Tiga pohon beringin yang ditanam di depan pendopo desa dikenal sebagai lambang dari Desa Wringintelu, Kecamatan Puger, Jember. Desa Wringintelu terletak di Kecamatan Puger bagian selatan Kabupaten Jember. Desa ini berbatasan dengan Kecamatan Balung di sebelah utara, Desa Mlokorejo dan Kasiyan di sebelah selatan, Desa Bagon di sebelah timur dan Kecamatan Umbulsari di sebelah barat. Desa Wringintelu memiliki 12 RW dengan setiap RW terdiri dari 3 RT. Selain itu, desa ini juga terdiri dari 3 dusun yaitu Dusun Sonokeling, Dusun Krajan, dan Dusun Pakem–dimana tiap dusunnya memiliki penduduk dengan jumlah kurang dari 2000 jiwa.
Panen hasil tembakau dalam setahun dilakukan dua kali yaitu pada bulan Mei-Juli dan bulan Agustus-Oktober. Sekali panennya dapat mencapai 4 sampai 5 ton per hektarnya. Desa Wringintelu ini hanya mengolah tembakau mentahnya saja–selanjutnya akan dikirimkan ke pihak ketiga (pengepul) di beberapa perusahaan yang bekerjasama dengan desa ini. Jenis tembakau yang ditanam di desa ini adalah jenis Na Oogst (naus) yang digunakan sebagai bahan baku pembuatan cerutu. Tembakau jenis ini dipilih karena cocok untuk ditanam di daerah ini dengan harga jualnya yang cukup menjanjikan. Harga perkilonya dapat mencapai sekitar Rp50.000 hingga Rp200.000.
Desa Wringintelu bisa dikatakan termasuk desa yang aktif. Mereka memiliki program berupa desa ramah anak yang dibuktikan dengan adanya keberadaan Forum Anak Desa (FAD). Kegiatan di FAD memberikan dampak positif bagi anak-anak, seperti meningkatkan motivasi dalam bidang literasi, perkembangan motorik, keterampilan (soft skill), keberanian, kepercayaan diri, dan lain-lain. FAD di desa ini sudah berdiri sejak tahun 2018, namun baru berjalan secara resmi di tahun 2019. Kegiatan FAD selama 2 tahun terakhir sempat terhambat dikarenakan adanya pandemi COVID-19 sehingga kegiatan yang dilakukan secara tatap muka mau tak mau harus dibatasi.
Â
Berdasarkan profil singkat Desa Wringintelu di atas, mahasiswa kelompok 25 KKN Kolaboratif siap membantu mengembangkan potensi-potensi desa ini melalui beberapa program kerja yang juga melibatkan masyarakat desa dan bersifat jangka panjang. Nantinya, program-program kerja tersebut diharapkan tidak hanya dijalankan hanya untuk sementara, namun dapat diteruskan oleh masyarakat desa kedepannya setelah program KKN Kolaboratif ini berakhir.
Jump link:Â