Pada hari sabtu tanggal 27 Juli 2024, mahasiswa KKN kolaborasi kelompok 146 yang terdiri dari berbagai perguruan tinggi di Kabupaten Jember yang saling berintegrasi dan berkolaborasi berupaya mendorong ketahanan pangan dengan cara " Penanaman bibit dan budidaya tanaman cabe jamu " yang dilakukan di Dusun Rambutan,Desa Bangsalsari, Kecamatan Bangsalsari.
Di tengah meningkatnya minat akan penggunaan jamu tradisional, budidaya bibit cabe jamu semakin menjadi perhatian para pecinta tanaman obat. Cabe jamu memiliki khasiat dalam pengobatan tradisional karena manfaat kesehatannya yang sudah terbukti dan juga potensi ekonomi yang menguntungkan. Budidaya bibit cabe jamu dimulai dengan memilih varietas yang sesuai, seperti Capsicum annuum dengan ciri khas buah kecil hingga sedang, berwarna merah, hijau, kuning, atau oranye.
Proses penanaman bibit cabe jamu dimulai dengan persiapan tanah yang subur dan pengolahan bibit secara hati-hati. Harus memastikan bibit ditanam pada lokasi yang mendapat sinar matahari yang cukup dan memiliki drainase yang baik. Pemilihan varietas yang tepat dan pemupukan yang sesuai menjadi kunci keberhasilan dalam budidaya ini. Setelah bibit ditanam, perawatan rutin seperti penyiraman teratur dan pengendalian gulma menjadi prioritas agar tanaman tumbuh dengan baik dan menghasilkan buah yang berkualitas.
Pertumbuhan bibit cabe jamu membutuhkan waktu yang cukup lama untuk mencapai tahap panen. Perlu memantau kondisi tanaman secara berkala untuk mengantisipasi serangan hama dan penyakit yang dapat mengganggu pertumbuhan. Pemangkasan tunas tidak produktif dan pemberian pupuk yang tepat waktu membantu meningkatkan produktivitas tanaman. Dalam budidaya ini, keseimbangan antara perawatan yang intensif dan pemahaman akan kebutuhan tanaman menjadi kunci sukses bagi para penanam.
Manfaat budidaya bibit cabe jamu tidak hanya terbatas pada aspek kesehatan, tetapi juga ekonomi. Permintaan akan bahan baku jamu tradisional terus meningkat, baik di pasar lokal maupun internasional. Ini memberikan peluang ekonomi yang menjanjikan bagi para penanam cabe jamu untuk mengembangkan usaha mereka dalam skala yang lebih besar.
Dalam konteks kesehatan, cabe jamu memiliki potensi besar sebagai bahan baku untuk ramuan tradisional yang dipercaya masyarakat dalam mengobati berbagai keluhan kesehatan. Kandungan antioksidan dan nutrisi dalam buah cabe jamu mendukung sistem kekebalan tubuh dan mengurangi risiko penyakit. Penggunaan cabe jamu sebagai bagian dari gaya hidup sehat semakin mendapatkan pengakuan dan popularitas di masyarakat.
Dengan demikian, budidaya bibit cabe jamu bukan hanya sebagai aktivitas pertanian biasa, tetapi juga sebuah langkah untuk menjaga keberlanjutan lingkungan dan memanfaatkan potensi tanaman obat untuk kesehatan manusia. Peran penting para petani dalam mengembangkan budidaya cabe jamu sebagai komoditas yang berkelanjutan juga menjadi fokus dalam upaya meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat terutama di Dusun Rambutan, Desa Bangsalsari.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H