Mohon tunggu...
KKN Kolaborasi Kelompok 112
KKN Kolaborasi Kelompok 112 Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa KKN Kolaborasi Jember

KKN Kolaborasi #2 Tahun Akademik 2022/2023 Jember

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Berbisnis Jeruk Peras, Pak Abdul Muhin: Harapan Saya di Pemasaran

14 Agustus 2023   23:14 Diperbarui: 14 Agustus 2023   23:21 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sidomekar, Salah satu masyarakat Dusun Besuki memiliki bisnis berbahan dasar jeruk yang sudah berjalan selama satu tahun. Usaha itu sudah bisa berjalan lancar, namun masih kurang maksimal dalam pemasaran. Hal tersebut dikatakan oleh pengelola jeruk peras, Abdul Muhin.

Dalam penjelasannya, lanjut Pak Muhin, produksi dan penyediaan bahan bakunya sudah bisa terkendali, karena beliau juga menjadi petani di Besuki. "Harapan saya ya di pemasaran yang bisa dibantu, terlebih kalo bisa membuat branding dan penempatan untuk menaruh produk Mas," terangnya saat diwawancarai via telepon, Minggu (13/8).

Sejauh ini, produknya hanya tersebar di daerah Sidomekar dan sekitarnya, tetapi masih belum bisa memasarkan hingga keluar daerah, meskipun ada peluang untuk mengembangkan dari segi distribusi. "Tapi untuk kedepannya saya sudah ancang-ancang mau mengembangkan, karena saya sudah bisa menata usaha-usaha. Jadi kalau usaha produksi jeruk, InsyaaAllah sudah mulai bisa dikembangkan," imbuhnya.

Keberhasilan dalam produksinya itu, dalam pemaparannya, tidak ada hal khusus yang dilakukan, hanya melalui pengujian biasa saja selama setahun ini. "Ukurannya hanya di lidah dan penilaian dari konsumen. Ya intinya tidak ada yang khusus lah Mas," tuturnya.

Hal yang menjadi pembeda dari jeruk peras lainnya, produk yang Pak Muhin buat itu murni dari jeruk segar tanpa tambahan bahan apapun. "Minuman itu tanpa pengawet dan pemanis buatan, intinya bahan-bahannya itu alami," pungkasnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun